Ketum Perbasi Danny Kosasih Meninggal Dunia karena Penyakit Jantung, Pihak Keluarga Buka Suara

KETUM PP Perbasi, Danny Kosasih meninggal dunia pada Kamis (9 Mei 2024). Putra Andronicus Kosasih pun mengungkapkan, pihak keluarga mengaku tak menyangka Danny terkena serangan jantung hingga akhirnya meninggal.

Danny meninggal dunia dalam usia 69 tahun pada Kamis (9 Mei 2024) pukul 21.15 WIB di RS Medistra, Jakarta Selatan. Hal ini diyakini disebabkan oleh penyakit jantung.

Danny saat ini dimakamkan di Rumah Duka Grand Haven di Jakarta. Ia diperkirakan akan dikremasi pada Senin (9 September 2024) pukul 10.00 WIB.

Andronicus pun mengungkapkan, pihak keluarga belum mengetahui secara pasti kondisi kesehatan Dany. Sebab, saat ditanya soal itu, Danny jarang mengeluh dan menyatakan baik-baik saja.

“Sebenarnya kalau soal papa sendiri, dia adalah orang yang tidak pernah mengeluh. Jujur saja, untuk mengetahui secara pasti kondisi fisik papa, saya tidak pernah bisa mendapatkan jawaban pasti,” kata Andornikus kepada awak media saat ditemui di Grand Haven Jakarta, Selasa. Jumat (9 Juni 2024).

“Selalu bertanya ‘Bagaimana kabar ayah?’ Apakah aman untuk mengatakan, ‘Bagaimana kabar Ayah?’ Bahkan saat kami sekeluarga bertanya ‘apa kabar ayah’? Iya capek-capek merasakan sakitnya, ternyata kalau sering bilang ‘dingin kok dahaknya hijau’, telat ya sobat,” imbuhnya.

Padahal, pihak keluarga baru mengetahui pekan lalu bahwa Danny mengidap penyakit jantung. Salah satu keluh kesah pria yang memimpin Purby dua periode itu adalah dadanya sesak.

“Misalnya kalau kita tanya kondisi kesehatan ayah kita yang terkini, nggak ada yang tahu, nggak ada yang curiga. Cuma mengeluh seperti, ‘Dada Ayah agak sesak ya’, lalu ‘Ya, ya, mungkin dada Ayah.’ capek, pusing’, tapi ternyata ada penyakit yang tidak kita ketahui, dan kita baru mengetahuinya, mungkin minggu lalu setelah memeriksakan penyakit jantungnya, ”ujarnya.

Apalagi, Andronicus menilai Danny Kosasih adalah teladan terbaik baginya semasa kecil. Kepribadian pekerja keras dan disiplin adalah dua hal yang ia idolakan.

“Idola saya yang tidak pernah mengeluh adalah Danny Kosasih. Tidak peduli betapa lelahnya dia, tidak peduli seberapa jauh dia berjalan, dia tidak seperti, ‘Oh, aku pusing, aku lelah, jangan khawatir, jangan bekerja lagi.’ Jalan terus sampai titik darah penghabisan, itu Baba,” ujarnya.

“Dan yang paling saya banggakan adalah dia mempunyai dedikasi yang dikatakan Mba Nirama dan Ko Atop, jauh melebihi orang pada umumnya, jadi saya lihat dia adalah orang yang fokus, jadi dia punya tujuan, dia harus mencapainya, dan dia ikuti sampai tercapai. Mau lanjut,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *