Kisah Faris dan Shafira Kuliah Kuliah S1 dan S2 Berbarengan, IPK-nya Nyaris 4

JAKARTA – Kisah Faris dan Shafira yang sedang menempuh pendidikan S2 dan sarjana bisa menjadi inspirasi. Tak main-main, keduanya berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) hampir 4.

Keduanya merupakan mahasiswa program fast track Universitas Gajah Mada (UGM). Mereka adalah Mohammed Faris Al Rifat dari Prodi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian dan Shafira Khairunnisa Subchan dari Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik.

Kebahagiaan harus terukir dalam diri Muhammad Faris Al Rifat, salah satu wisudawan yang berhasil meraih IPK 3,93 pada program fast track Program Studi Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Meski baru lulus perguruan tinggi, ia telah mendaftar dan belajar untuk mendapatkan gelar master dalam studi hama tanaman.

Kemudian mulai semester 7 program sarjana sambil menyusun skripsi juga harus mengikuti perkuliahan reguler di program magister. “Saya sangat senang karena salah satu tahapan perjalanan pendidikan saya telah berhasil diselesaikan,” jelas Faris, seperti dikutip dari situs UGM, Rabu (17/9/2024).

Farris memulai program fast-track atau akselerasi pada semester 7 dan 8. Pada saat yang sama, ia juga menempuh pendidikan dengan menempuh 14 SKS pada semester 1 dan 16 SKS pada semester 2 program Magister.

Faris mengaku harus bijak membagi waktunya antara kegiatan penelitian skripsi dan kegiatan perkuliahan reguler pascasarjana di program fast-track.

“Tantangan tersulit selama studi saya adalah mengatur waktu antara penelitian, pasca sarjana, asisten dan magang, serta pembinaan asrama,” ujarnya.

Namun, Faris punya beberapa tips khusus untuk mengatasi tumpang tindih tersebut. Beliau selalu mempersiapkan bahan bacaan sebelum kelas dimulai, kemudian fokus pada kelas dan menambah diskusi.

“Saya rasa ini tidak serius. “Saya akan mengerjakan penelitian skripsi pada malam hari atau sebaliknya, dan tidak jarang saya masih harus ke kampus atau lab untuk mengerjakan pekerjaan di akhir pekan atau hari libur,” kenangnya.

Topik penelitian skripsi ini adalah lalat buah masih menjadi hama utama perusak dan penghambat ekspor buah salak.

Temuan penelitian tesis ini dilanjutkan pada penelitian tesis tentang pola perilaku serangan lalat buah pada buah salak skala lapangan.

Mereka berharap penelitian dasar di laboratorium dan penelitian skala lapangan dapat mengatasi permasalahan tersebut.

“Kami ingin penelitian ini dapat membantu para petani, khususnya petani buah-buahan,” ujarnya.

(Kanan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *