Kisah Haru Hariono, Legenda Kesayangan Persib Bandung yang Dulunya Sempat Jadi Kuli Panggul

Kisah emosional Hariono menarik untuk disimak. Lagipula, legenda kesayangan Persip Bandung ini adalah seorang sopir truk.

Hal itu terjadi saat usianya masih 15 tahun atau duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Dihimpun dari berbagai sumber, Hariono bekerja sebagai porter di sebuah minimarket di kampung halamannya.

Pria kelahiran Sidorjo, 2 Oktober 1985 ini, alasan utama sang pemain ingin menjadi porter adalah karena ingin berhemat. Oleh karena itu, tipikal pemain berambut panjang bertahan dalam permainan selama 3-4 tahun.

Di usianya yang masih 18 tahun, Hariono akhirnya terjun ke dunia sepak bola. Persida menjadi klub pertamanya. Namun tak lama kemudian, ia mampu menembus tim muda kampung halamannya Deltras Sidorjo.

 Baca selengkapnya:

Setelah bermain untuk Deltras Sidorjo selama kurang lebih 5 tahun, Hariono akhirnya bergabung dengan Persip Bandung pada tahun 2008. Mantan pelatihnya yang saat itu menjabat pelatih Persip, Jaya Hardono, lah yang memboyongnya ke Pangeran Biru.

Meski tampil percaya diri, rambut panjang Hariono dengan cepat menunjukkan kualitasnya. Gaya bermain yang konsisten, tangguh, tanpa kompromi dan tak kenal lelah menjadi ciri khas performanya di lapangan. Karena itu, begitulah sebutan suporter Persip Bandung, ia menjadi pemain favorit Boboto.

Haryono Mang tercatat sudah bermain 11 musim di Bandung. Selama ini, ia sukses mempersembahkan trofi Liga Super Indonesia (ISL) dan satu gelar Piala Presiden.

Semasa Persip menjabat Perdana Menteri Bandung, Hariono juga sempat mendapat kesempatan bergabung dengan timnas Indonesia. Total, ia berhasil mencatatkan 22 caps untuk Garuda.

Sayangnya, ia harus hengkang dari Persip Bandung setelah kontraknya tak diperpanjang pada akhir 2019. Namun, untuk mengapresiasi jasa sang legenda, manajemen Persip Bandung memutuskan mempensiunkan jersey 24 milik Gondrang Hariono.

Setelah hengkang dari Maung Bandung, Hariono memutuskan bergabung dengan Bali United. Sayangnya, ia tidak menjadi pilihan utama di tim. Ia kemudian pindah ke berbagai tim seperti PSIM Yogyakarta yang berlaga di Liga 2, sebelum kembali ke klub lamanya, Deltras Sidorjo.

Inilah kisah haru legenda kesayangan Persip Bandung, Hariono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *