Kisah Misteri Terowongan Rahasia Bawah Tanah Istana Merdeka yang Jadi Rumah Dinas Soekarno Sejak Tahun 1949

JAKARTA – Kisah misteri terowongan rahasia bawah tanah di Istana Merdeka yang menjadi kediaman resmi Soekarno sejak 1949.

Sebab, beredar kabar adanya terowongan rahasia di dalam Istana Kepresidenan Jakarta yang menghubungkan dunia luar.

Lantas benarkah ada misteri terowongan rahasia bawah tanah di Istana Merdeka yang menjadi kediaman resmi Soekarno sejak 1949? Sebenarnya cerita ini bermula dari cerita masyarakat tentang sebuah terowongan yang digunakan sebagai jalur bawah tanah untuk menyelamatkan nyawa pejabat penting pada masa Perang Kemerdekaan.

Selain itu, anggota TNI yang tergabung dalam Komando Pasukan Katak (Kopaska) menemukan dugaan adanya terowongan saluran air kuno yang diduga menembus Istana Kepresidenan.

Lalu ada saluran air bawah tanah berbentuk terowongan yang menembus kompleks Istana Kepresidenan, masuk dari jalan utara Monas, yakni Jalan Medan Merdeka Utara atau seberang Istana Kepresidenan.

Dengan ditemukannya hal tersebut, terungkaplah beberapa cerita tentang misteri terowongan rahasia bawah tanah di Istana Merdeka yang merupakan kediaman resmi Soekarno sejak tahun 1949. Selain itu, beredar cerita bahwa banyak hantu yang tinggal di sana.

Sebagai informasi, Istana Merdeka terletak di Jalan Merdeka Utara dan menghadap ke Taman Monumen Nasional. Kompleks Istana Merdeka dan Istana Negara memiliki luas 6,8 hektar dan terletak di jantung ibu kota negara.

Sejarah Singkat: Karena meningkatnya aktivitas Pemerintah Hindia Belanda pada saat itu, maka bangunan yang kini bernama Istana Negara ini dianggap tidak memenuhi persyaratan yang diperlukan. Sehingga dipandang perlu untuk membangun gedung lain. Melalui arsitek Drosares, pada tahun 1873, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Lowden, didirikan lagi bangunan yang baru selesai kemudian pada tahun 1879, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Johan Willem van Landsbarge.

Saat itu, bangunan tersebut dikenal dengan nama Istana Gambir. Hingga saat ini tercatat 20 orang yang menduduki Istana Merdeka: 15 orang Gubernur Jenderal Hindia Belanda, 3 orang Saiko Sikikan (Panglima Tentara XVI Jepang di Jawa) dan 2 orang Presiden Republik Indonesia. Namun, dari 15 Gubernur Jenderal Belanda, hanya 4 yang masih menjabat; yang lain memilih Istana Bogor.

Presiden RI yang sebenarnya pernah hidup adalah Presiden pertama Soekarno, Presiden keempat Abdurahman Wahid, dan Presiden ketujuh Joko Widodo sebelum bermukim di Istana Bogor.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, istana ini menjadi saksi penandatanganan dokumen pengakuan kedaulatan NKRI oleh pemerintah Belanda pada tanggal 27 Desember 1949. NKRI diwakili oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, sedangkan Kerajaan Belanda diwakili oleh A.H.J. Lovink, wakil mahkota tertinggi di Indonesia.

Penandatanganan dokumen kedaulatan NKRI dilakukan secara bersamaan, baik di Belanda (di Amsterdam: pukul 10.00 WIB) maupun di Indonesia (di Jakarta dan Yogyakarta: pukul 16.00 WIB).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *