Kisah Perampingan Korps Baret Merah, Upacara Pengalihan Status Prajurit Kopassus Berlangsung Haru

JAKARTA – Pada awal tahun 1960-an terjadi kekerasan di berbagai daerah di Indonesia, yang merupakan kesatuan pertama Kopasasin yang saat itu hanya memiliki dua batalyon, karena kedua batalyon tersebut harus bertugas di Kalimantan.

Letkol Inf Sarvo Edhi Wibowo yang menjabat Panglima RPKAD meminta Panglima TNI Letjen Ahmed Yani menambah personelnya. Permintaannya dikabulkan dan Batalyon Lintas Udara Banteng Raider III 441 dan Batalyon Lintas Udara Banteng Raider I 436 pun “serah terima”.

Setelah melalui proses rekrutmen (Seleksi Rider di Purvorejo dan Pendidikan Komando di Batujajar), Yonif 441 menjadi Yonif 3 RPKAD pada tahun 1963 yang berkedudukan di Jatingale, Semarang.

Selanjutnya pada pertengahan tahun 1965, Batalyon Lintas Udara 436 menjadi Batalyon RPKAD 2 yang berkedudukan di Tuguran, Magelang. Prajurit Batalyon 2 RPKAD di Tuguran berperan penting dalam menumpas pemberontakan G30S/PKI pada tahun 1965-1970.

Mereka bekerja di wilayah Jawa Tengah, membersihkan kantong PKI dan pengikutnya.

Batalyon 2 tersebut kini telah dipindahkan ke Kandang Menjangan di Kartazura sebagai bagian dari Satuan Kopassus 2 dan digunakan sebagai Calon Tidak Sah (Sekaba) di Site Codem IV/Diponegoro di Tuguran. Sedangkan eks Batalyon 3 RPKAD di Jatingaleh Semarang menjadi Batalyon Pertahanan Menengah (Yon Arhanudse 15/DBY).

Pada tahun 1980, Markas Komando Grup 3 Kopassandha (berganti nama menjadi Kopassus pada tahun 1985) dibangun di atas tanah seluas 247 hektar di Kariango, Sulawesi Selatan, 23 km dari Makassar, untuk wilayah timur Indonesia.

Tempat ini menjadi markas Grup 3 Kopasandha, tepatnya Detasemen Tempur 31. Kemudian pada tahun 1985, Grup-3/Kopasandha direorganisasi menjadi Kopasa Brigade Infanteri Lintas Udara (LINAD) 3, sehingga Batalyon Infanteri Detasemen 31 Tempur. Brigade Kopassus Lintas Udara 3.

Pertengahan tahun 1980-an merupakan masa tersulit bagi Copassus. Saat itu, negara menuntut pengurangan jumlah petugas polisi Baret Merah, yang menggantikan lebih dari separuh staf Copassus dengan anggota COSTRAD.

Penyerahan gelar dari Kopassus ke Kostrad dilakukan dalam upacara pemindahan yang dipimpin oleh Letjen TNI Tri Sutrisno yang saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat. Oleh Ivan Santosa dan E.A. Natannegara.

Mengetahui keberadaan Jatingale, bekas markas Yon 3 RPKAD sudah beberapa kali berpindah tangan dan merupakan tempat yang sangat penting. Pada tahun 1811, prajurit Jawa dari Mangunegaran yang dilatih oleh Angkatan Darat Perancis (Grand Army) di Jatingale berhasil menghalau serangan Angkatan Laut Inggris terhadap Marinir Kerajaan dari daerah Jatidiri dekat Akademi Kepolisian. hari ini.

Pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1950), tempat ini menjadi tempat penting pertahanan batalion Jepang yang dipimpin oleh Mayor Kido bersama para prajurit Kido yang terkenal.

Butai-veteran Pertempuran Guadalcanal di Kepulauan Solomon, Pasifik Selatan. Pasukan Kido Butala berperang melawan pasukan Republik Indonesia pada Pertempuran Lima Hari di Semarang pada tanggal 15–19 Oktober 1945. Letak markas besarnya yang berada di dataran tinggi memungkinkan pasukan Jepang menguasai kota Semarang.

Belakangan, tidak lama kemudian, pasukan Sekutu di bawah komando Inggris mendarat di pelabuhan Semarang dan menduduki lokasi utama di Jatingale. Tentara Inggris – sebagai pemenang Perang Dunia II – juga ikut serta dalam Pertempuran Palagan Ambarawa di Jatingale antara tanggal 20 Oktober hingga 15 Desember 1945, yang kini diperingati oleh militer Indonesia pada Hari Juang Kartika.

Panglima – yang saat itu berpangkat kolonel – Sodirman dan Ahmad Yani ikut serta dalam serangan besar-besaran terhadap pasukan sekutu di Palagan Ambarawa, yang puncaknya adalah pertempuran dari Semarang hingga Ambarawa.

Selama masa itu, pasukan sekutu, termasuk Inggris, India, dan Gurkha, secara rutin mundur dari Ambarawa dan mempertahankan benteng penting seperti Ungaran, Jatingale, dan Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *