Lautan di Dunia Terkena Imbas Suhu Panas yang Pecahkan Rekor

LONDON – Karena perubahan iklim, lautan di dunia telah memecahkan rekor suhu setiap hari selama setahun terakhir.

Pemeriksaan altimetri selama hampir 50 hari telah memecahkan rekor perbedaan cuaca satelit terbesar tahun ini, menurut penelitian BBC.

Penyebab utamanya adalah gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, namun fenomena alam El Niño juga menyebabkan pemanasan laut.

Lautan yang sangat hangat mendatangkan malapetaka pada kehidupan laut dan memicu gelombang baru pemutihan karang.

Analisis ini didasarkan pada data dari Copernicus Climate Service Uni Eropa.

Copernicus juga mengonfirmasi bahwa suhu global bulan lalu merupakan rekor terpanas di bulan April, memperpanjang rekor bulanan sebanyak 11 kali berturut-turut.

Selama beberapa dekade, lautan telah menjadi pintu keluar bagi dunia dalam menghadapi perubahan iklim.

Mereka tidak hanya menyerap seperempat karbon dioksida yang dihasilkan manusia, tetapi juga menyerap 90% lebih banyak panas.

Namun selama setahun terakhir, lautan telah menunjukkan bukti yang paling mengkhawatirkan bahwa mereka sedang kesulitan untuk mengatasinya, terutama ketika permukaan laut memanas.

Mulai bulan Maret 2023, suhu permukaan rata-rata global mulai melebihi rata-rata jangka panjang dan mencatat rekor baru pada bulan Agustus.

Menurut data Copernicus, tidak ada wabah penyakit dalam beberapa bulan terakhir, dengan permukaan laut mencapai suhu rata-rata global sebesar 21,09C pada bulan Februari dan Maret tahun ini.

Seperti terlihat pada gambar di bawah, setiap hari sejak tanggal 4 Mei 2023 tidak hanya memecahkan rekor harian sepanjang tahun, namun pada beberapa hari peningkatannya sangat besar.

Grafik multi-garis ini menunjukkan suhu permukaan rata-rata global setiap tahun sejak 1979. Sejak 4 Mei 2023, suhu telah mencapai rekor sepanjang tahun, terkadang dengan selisih yang besar.

Analisis BBC terhadap data Copernicus menunjukkan sekitar 47 hari merupakan hari yang memecahkan rekor dengan suhu setidaknya 0,3C.

Belum pernah terjadi sebelumnya di era satelit kesenjangan rekor sebesar ini.

Hari-hari dengan rekor tertinggi terbesar terjadi pada 23 Agustus 2023, 3 Januari 2024, dan 5 Januari 2024, yang sebelumnya suhu tertinggi berkisar 0,34C.

Profesor Mike Meredith, seorang peneliti di British Antarctic Survey, mengatakan: “Fakta bahwa semua panas yang ditransfer ke lautan sebenarnya memanas lebih cepat dari yang kita duga, dan hal ini mengkhawatirkan.”

“Ini adalah tanda-tanda yang jelas bahwa lingkungan sedang bergerak ke arah yang tidak kita inginkan, dan jika terus berlanjut, dampaknya akan sangat serius,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *