Lawan Perintah Joe Biden, Netanyahu Tegaskan Israel Akan Berperang Lawan Hamas dengan Kukunya Sendiri

ISRAEL – Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu menegaskan bahwa Israel akan melanjutkan kampanye militernya melawan Hamas di Gaza meski ada ketidaksetujuan dari sekutu utamanya.

Pernyataannya muncul tak lama setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperingatkan para pemimpin Israel bahwa operasi besar apa pun di Rafah berarti memutus pasokan sumber daya keamanan yang penting.

Kota Gaza bagian selatan adalah pusat populasi besar terakhir yang belum berada di bawah kendali Israel. Ratusan ribu pengungsi Palestina telah melarikan diri ke sana dalam beberapa bulan terakhir, dan beberapa perkiraan menyebutkan populasi kota saat ini, biasanya sekitar 400.000 jiwa, berjumlah lebih dari satu juta jiwa. Kendaraan bantuan yang membawa makanan dan obat-obatan dilaporkan terputus karena serangan Israel terus berlanjut.

Awal pekan ini, pasukan dan tank Israel memasuki lingkungan timur Rafah dalam apa yang mereka gambarkan sebagai operasi terbatas setelah pesawat tempur menyerang kota tersebut.

“Jika kami harus berdiri sendiri, kami akan berdiri sendiri. Kami akan bertarung dengan cakar kami jika perlu. “Tapi kami punya lebih dari sekadar cakar,” jelasnya dikutip RT.

Ia mencatat bahwa pada tahun 1948, Israel memperoleh kemerdekaan meskipun dilarang membawa senjata.

Pada hari yang sama, juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari membenarkan bahwa tentara memiliki senjata untuk misi yang direncanakan dan untuk operasi Rafah.

Dalam wawancara dengan CNN pada Rabu (5/8/2024), Presiden AS Biden memperingatkan bahwa jika Israel menyerang Rafah, AS tidak akan menyediakan senjata yang digunakan secara historis untuk menghadapi Rafah untuk menangani kota-kota yang dihadapinya. masalah.

Dia mencatat bahwa tentara Israel tidak masuk ke pusat-pusat sipil. Ia juga menegaskan kembali komitmen Washington terhadap keamanan Israel, dengan mengatakan AS akan terus memastikan keamanan Israel dalam hal Iron Dome dan kemampuannya dalam menanggapi serangan baru-baru ini di Timur Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *