Legislator DKI Soroti Siswa Disabilitas Kesulitan Bersekolah hingga Menebus SPP

JAKARTA – Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth, menebus sumbangan Hibah Pengembangan Pendidikan (SPP) untuk siswa penyandang disabilitas bernama Syira Bunga, di Yayasan Sekolah Luar Biasa (SLB) Insan Harapan yang berlokasi di Jalan. Harun Raya Ujung, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (7/6/2024).

Pengembalian biaya sekolah dilakukan karena Syira Bunga terlambat membayar biaya sekolahnya selama dua bulan. “Kak Syira Bunga menunggak biaya sekolah selama dua bulan dan saya berusaha membantunya membayar biaya sekolahnya di sekolah ini dan dia diterima di TU fakultas Pak. Bimo,” kata anggota DPR yang biasa lewat. nama Kent. dalam keterangannya, Jumat (7/6/2024).

Anggota Bawaslu yang memeras calon DPRD Medan divonis 1,5 tahun penjara dan denda Rp 50 juta 

Dan saat berkunjung ke Yayasan SLB Insan Harapan, Kent mengatakan banyak orang tua siswa difabel yang tidak mampu membiayai dan terpaksa mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut, padahal mereka berharap bisa bersekolah di sekolah umum.

“Karena menurut mereka bersekolah di SLB Yayasan Insan Harapan bukanlah suatu pilihan. Mereka berharap anaknya bisa diterima di sekolah negeri untuk menekan biaya,” lanjutnya.

Padahal, dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial Biaya Belajar, mahasiswa penyandang disabilitas berhak menerima bantuan sosial untuk biaya pribadi dan biaya belajar, sebagaimana disebutkan. pada poin b paragraf 5 Paragraf 2 dan poin b paragraf 2. Pasal 10

Jelas dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 110 Tahun 2021 tentang Bantuan Sosial untuk Biaya Pendidikan disebutkan bahwa siswa penyandang disabilitas memenuhi syarat khusus yang menjadikannya penerima mutlak bantuan pendidikan sosial. Oleh karena itu, saya bingung, kenapa Syira tidak menerima bantuan?” Dia bertanya

 BACA JUGA:

“Saya kurang memahami parameter evaluasi apakah siswa penyandang disabilitas tersebut berhak menerima bantuan pendidikan atau tidak? Dan kenyataan yang saya temukan di sekolah ini adalah banyak siswa penyandang disabilitas yang tidak mendapatkan manfaat dari bantuan sosial pendidikan dan berasal dari keluarga yang kekurangan sumber daya, lalu bagaimana solusinya?”Saya berharap setelah berita ini muncul, Pemprov DKI bisa segera memberikan penjelasan,” lanjut Kent.

Kent juga menanyakan kepada Yayasan SLB Insan Harapan tentang siswa penyandang disabilitas yang tidak mendapatkan bantuan sosial pendidikan. Pihaknya mengaku telah berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan DKI Jakarta dan ditemukan adanya sistem eliminasi dalam pengambilan keputusan kesejahteraan pendidikan.

Siswa yang bersekolah di SLB Insan Harapan semuanya warga Jakarta dan masuk dalam kategori kriteria khusus dan kelompok kurang mampu. Kenapa Dinas Pendidikan tidak memperhatikan Peraturan Gubernur DKI Nomor 110 Tahun 2021, padahal tertulis dan memang demikian. Absolut Artinya peraturan pemerintah ini tidak dipertimbangkan oleh Kemendikbud atau sebenarnya Kemendikbud tidak paham bagaimana menerjemahkan peraturan ini, namun mereka tidak punya prioritas sehingga tidak punya pilihan lain, suka atau tidak. Saya ingin mendaftar sekolah swasta karena tidak ada alternatif lain,” kata Kent.

Banyaknya siswa yang keluarganya tidak mampu menghadapi masalah keterlambatan pendaftaran seperti Syira Bunga karena biaya sekolah di sekolah swasta yang relatif mahal.

“Secara kemanusiaan, kita harus bisa melihat bahwa pelajar difabel merupakan pelajar istimewa yang harus mendapat prioritas dan perhatian dari pemerintah. Saya berharap tidak ada lagi keputusan tentang bantuan sosial untuk studi dan tidak ada lagi penundaan dalam hal ini. kehidupan pribadi Pendaftaran SLB di Jakarta a “Kedepannya, apalagi jika ada kejadian untuk memegang ijazah, saya mohon agar pemerintah kabupaten hadir untuk membekali siswa atau siswi yang bersekolah di sekolah swasta khusus di Jakarta” .

Syira Bunga, gadis penyandang disabilitas, diketahui berasal dari keluarga miskin. Orang tua Syira, Ahmad Saipul dan Herin Susanti, tidak mampu membiayai sekolah anaknya. Anda baru menerima bukti pembayaran pada hari Jumat tanggal 7 Mei 2024 sore.

Syira kini terlihat tersenyum sambil memegang secarik kertas yang menunjukkan bahwa ia telah membayar biaya sekolahnya. Ahmad Saipul tampak lega dan mengungkapkan rasa terima kasihnya karena telah membantunya membayar biaya sekolah anaknya yang terlambat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *