Lika-liku Perjalanan Gregoria Mariska Raih Medali Perunggu Olimpiade Paris 2024: Dulu Banyak yang Ragu, Kini Dukungan Mengalir Deras

PARIS – Pemain tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung mengaku senang mendapat banyak dukungan, apalagi setelah meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024. Tahukah Anda bahwa dulu banyak orang yang mencurigai Gregory?

Ya, Grigoria mengaku saat berada di level tersebut, banyak orang yang tidak mempercayainya. Untuk itu, ia sangat berterima kasih kepada orang-orang yang selalu ada disekitarnya karena terus mendukungnya hingga saat ini.

Gregoria berhasil meraih medali perunggu di Olimpiade Paris 2024 dan mencatatkan namanya dalam sejarah bulu tangkis Indonesia.

Aktor berusia 24 tahun itu pun menjadi face saver PBSI. Sementara penampilan buruk wakil Indonesia lainnya di pertandingan bulu tangkis Paris 2024, ia berhasil membawa satu-satunya medali di kategori tim bendera merah putih yang selalu menyumbangkan medali di setiap koleksinya.

Bahkan, medali pertama yang diraih tim Indonesia di Olimpiade 2024 membuat pemain ketujuh dunia itu mendapat banyak pujian dari berbagai pihak.

Gregoria juga mengumumkan bahwa perolehan medali perunggu Olimpiade 2024 didedikasikan untuk orang-orang terdekatnya, seperti orang tua dan pacarnya, Micah Angelo. Ia tidak melupakan orang-orang yang selalu mendukungnya di masa-masa sulit dalam hidupnya.

“Pertama-tama, mungkin kalau dibicarakan, harusnya tentang orang tua. Gregoria mengatakan pada Senin, 5 Agustus 2024: “Sejak awal, memilih bermain bulu tangkis dengan serius adalah dukungan dan doa dari orang tua saya.”

“Dari semua pelatih yang melatihnya sejak dia berusia 8 tahun, yang bersamamu saat ini adalah Cock Hurley.” Dia menambahkan: “Sekarang kepada keluarga dekat saya, pacar saya, keluarga pacar saya, terlalu banyak untuk disebutkan satu per satu, Anda dapat mengatakan hal yang sama untuk semua orang yang mendoakan saya selama masa sulit ini.”

Seperti diketahui, Gregoria sempat mengalami masalah kepercayaan diri beberapa tahun lalu karena merasakan beban berat saat tampil di lapangan sebagai pemain tunggal putri nomor satu Indonesia. Hal ini mempengaruhi kesehatan mentalnya dan kinerjanya menurun secara signifikan.

Pemain kelahiran Wonogiri itu pun membandingkan situasi saat ini pasca penampilannya di Olimpiade 2024, mengingat hanya sedikit orang yang mendampinginya di masa-masa sulit dan tetap percaya padanya. Sementara itu, saat ini pasti banyak orang yang menyebut namanya.

Oleh karena itu, ia mempunyai tempat khusus di hatinya bagi orang-orang yang selalu mendukungnya di masa-masa sulit. Itu juga memberi mereka medali perunggu di Olimpiade 2024.

“Jadi, mungkin banyak orang yang senang saat saya menang, tapi saat saya terpuruk, bisa dibilang hanya sedikit orang yang bisa mempercayainya.” Tapi meski kurang, saya bersyukur masih ada yang mendoakan dan peduli dan saya merasa bukan satu-satunya yang melewati masa-masa sulit ini,” lanjut Gregoria.

“Jadi tentu saja mereka menjadikan medali yang saya miliki,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *