May Day, Kawasan Patung Kuda Masih Dipadati Massa Buruh

JAKARTA – Aksi ribuan buruh memperingati May Day atau Hari Buruh Internasional masih terus berlangsung. Sejak pukul 15.00 WIB, ribuan buruh dari berbagai aliansi buruh terus berdatangan ke patung kuda Arjuna Wijaya, sebagai lokasi demonstrasi.

Pantauan di lapangan, sekitar pukul 17.00 WIB, massa buruh memadati patung kuda bersama puluhan mobil buruh yang tersebar di berbagai wilayah dan melontarkan berbagai tuntutan kepada pemerintah.

Diantaranya, massa pekerja menuntut pencabutan Omnibus Act, UU Cipta Kerja, penghapusan outsourcing, dan penolakan upah rendah.

Selain itu, massa buruh juga membawa sejumlah spanduk berukuran besar yang bertuliskan beberapa tuntutan mereka.

Tak hanya itu, massa buruh membawa spanduk bergambar Presiden Jokowi hingga dianggap banyak hakim yang merusak demokrasi.

Hal ini juga diperkuat oleh Ketua Aliansi Sejuta Buruh yang menyerukan pencabutan Omnibus Act karena melanggar demokrasi yang dinilai semakin mengalami kemunduran.

“Agenda ini merupakan perlawanan rakyat karena kita tahu 50 persen buruh belum turun ke jalan untuk mencabut Omnibus Act dan sudah pergi ke Gedung Negara di pabrik, kota, dan pusat kekuasaan. , rezim Joko Widodo,” kata juru bicara tersebut pada rapat umum di kawasan Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat.

Selain di dalam negeri, massa buruh ini mengangkat sejumlah isu yang sedang memanas di luar negeri, seperti konflik Israel-Palestina dan sejumlah konflik lainnya.

“Tunjukkan solidaritas dalam dukungan penuh terhadap kemerdekaan Palestina, oleh karena itu saya menyerukan kepada masyarakat untuk terus membela hak-hak mereka dengan mengabaikan,” tegas pembicara.

Terkait aksi demonstrasi hari ini, Ketua Umum Partai Buruh Said Iqbal mengatakan, dua tuntutan utama adalah pencabutan Omnibus UU Cipta Kerja. Kedua, buruh juga menuntut penghapusan outsourcing dan menolak upah murah.

“Dua tuntutan utama yang diajukan peserta May Day 2024 di Indonesia adalah pencabutan Omnibus Law Cipta Kerja, penghapusan outsourcing dan penolakan upah rendah,” kata Said Iqbal saat ditemui di patung kuda karya Arjuna. Wijaya.

Selain itu, dalam demonstrasi hari ini banyak alasan yang mendasari tuntutan tersebut, mulai dari upah minimum dalam arti upah rendah, outsourcing seumur hidup, kompensasi murah, penolakan PHK (pekerjaan mudah, pemecatan mudah), kerja fleksibel. jam kerja dan disposisi pekerja asing.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *