Mengenal AT Mahmud, Maestro Pencipta Lagu Anak-anak yang Jadi Google Doodle Hari Ini

JAKARTA – Temui AT Mahmud, master komposisi anak-anak yang kini menjadi Google Doodle. Google Doodle menampilkan sesuatu yang istimewa pada Kamis (10/3/2024).

Saat membuka halaman pertama Google, Anda akan melihat sosok AT Mahmud dengan tampilan khasnya, berkacamata dan berkumis. Ia tampak bahagia dikelilingi anak-anak yang bernyanyi bersamanya. Di sekelilingnya terdapat gambar gitar yang menambah keceriaan suasana.

Hari ini adalah hari ulang tahun AT Mahmud yang ke 94. Ia lahir di Palembang, Sumatera Selatan pada tanggal 3 Februari 1930. Orang tuanya memanggilnya Abdullah Totong Mahmud dan dia memanggilnya Nina.

Ia dikenal masyarakat melalui lagu anak-anak yang ia tulis. AT Mahmud menciptakan banyak lagu anak-anak terkenal, antara lain “Amelia”, “Liburan Telah Crived”, “Pelangi”, “Keretaku”, “Bintang Kejora”, “Kadal di Dinding”, “Mendaki Gunung”, “Paman Kamu Makan”. .” ”, “Anak gembala” dan “Kembali ke bulan, ibu”. Lakon-lakon ini telah menjadi bagian penting masa kanak-kanak secara turun-temurun di Indonesia.

AT Mahmud mulai menulis lagu

Pada awal tahun 1962, AT Mahmud mendapat kesempatan melanjutkan studi di Universitas Sydney, Australia melalui program Colombo Plan. Di sana, ia mengikuti program sertifikat Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing selama satu tahun. Pada bulan Januari 1963, ia mendaftar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jakarta (FKIP) untuk menyelesaikan pendidikannya dan memperoleh gelar sarjana. Pada tahun yang sama, ia dipindahkan ke Sekolah Guru Taman Kanak-Kanak (SGTK) di Jalan Halimun, Jakarta Selatan.

Di SGTK, Mahmud yakin telah menemukan lingkungan yang tepat untuk mengasah bakat bermusiknya, terutama saat menciptakan lagu anak-anak. Akibatnya, ia memutuskan untuk meninggalkan studi bahasa Inggrisnya dan lebih fokus pada dunia musik.

Inspirasi lagu “Pelangi” datang saat ia mengantar putrinya yang berusia lima tahun, Rika, ke taman kanak-kanak. Sepanjang jalan, Rika berteriak sambil menunjuk ke langit, “Pelangi!” Hal ini memacu Mahmud untuk merangkai kata-kata yang sesuai dengan pikiran anak-anak. Sesampainya di rumah, dia mengiringi kata-kata di gitar, dan terciptalah lagu.

Sementara itu, lagu “Ambil Bulan” lahir saat putranya, Roike, sedang bermain di teras rumah. Saat melihat bulan, Roike meraih tangan ayahnya dan berkata, “Pa, ambillah bulan itu.” Permintaan tersebut membuat AT Mahmud merasa bingung.

Pada awalnya, kejadian itu tampak sepele, namun permintaan putranya terus membekas di benaknya. Dia mulai merenungkan arti permintaan itu. Mencoba memahami dunia dan cara berpikir anak-anak, AT Mahmud menulis aplikasinya dalam bentuk lagu. Ia mengubah kata-kata dari “dapatkan bulan pa” menjadi “dapatkan bulan bu” untuk memberikan kesan yang lebih lembut.

Sepanjang hidupnya, AT Mahmud telah menerima banyak penghargaan atas kontribusinya terhadap anak-anak Indonesia. Beberapa penghargaan yang diraihnya antara lain:

• Surat Hadiah Seni diberikan berdasarkan keputusan Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 11 Oktober 1999.

• Penghargaan Pendidikan Seni Rektor Universitas Negeri Jakarta pada tanggal 27 Juni 2003, bertepatan dengan Dies Natalis Universitas Negeri Jakarta ke-39.

• Penghargaan Bintang Budaya Parama Dharma diberikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 14 Agustus 2003.

• Penghargaan Penyiaran Ramah Anak 2018 kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris (Penghargaan Khusus) dari Komisi Penyiaran Indonesia pada tanggal 30 Juli 2018.

AT Mahmud menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 6 Juli 2010 di Jakarta pada usia 80 tahun. Dengan berbagai penghargaan yang diraihnya, AT Mahmud telah meninggalkan warisan yang sangat berharga dalam dunia musik anak Indonesia, yang dapat menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *