Mengenal Babe Sani, Jenderal Berdarah Betawi yang Doyan Lawan Penjajah

Tokoh tentara Betawi, Letjen (Purn) Muhammad Sanif, dikenal sebagai prajurit paling pecinta perang. Pria yang akrab disapa Babe Sani ini merupakan tokoh asli Betawi kelahiran 16 Agustus 1928 di Kramat, Jakarta Pusat.

Berdasarkan data yang diolah dari berbagai sumber. Babe Sani merupakan anak dari Nimin dan Samia yang dikenal sebagai keluarga pejuang pada masa revolusi. Ia juga membantu mempertahankan tanah airnya dari penjajah. Pamannya adalah seorang pejuang di Angkatan Laut BKR. Sementara itu, kakaknya Lili Suherli dan Siti Jumenah juga ikut berjuang mengusir penjajah.

Aksinya di medan pertempuran, mempertaruhkan nyawa melawan penjajah, membuat tokoh Kopassus LB Moerdani memuji semangat dan keberaniannya.

Karir militernya pasca revolusi kemerdekaan cukup sukses sehingga tak heran jika ia menduduki beberapa posisi strategis. Panglima Divisi Infanteri 2/Kostrad (1976-1977), Panglima Puseniff (1977-1979), Panglima Kodam XII/Tanjungpura (1979-1980).

Selanjutnya diangkat menjadi Panglima Kodam II/Bukit Barisan (1980-1981) dan Wakil Komandan Operasi ABRI. Babe Sani pensiun dengan pangkat bintang 3 atau Letjen.

Pada masa Orde Baru, Babe Sani diangkat menjadi Gubernur DKI Jakarta. Namun tiba-tiba digantikan oleh Suryadi Sudhirja, seorang tokoh militer. Suryadi juga sukses memerintah ibu kota antara tahun 1992 hingga 1997.

Babe Sani meninggal dunia pada 8 Mei 2015 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Ckutra Bandung, Jawa Barat. Bagi masyarakat Betawi, nama Babe Sani selalu dikenang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *