Mengenal Tjokropranolo, Pengawal Jenderal Soedirman yang Jadi Gubernur DKI dan Peduli kepada Buruh

KETUA JENDERAL TNI (Purn) Tjokropranolo, sebelum menjadi Gubernur DKI, pernah menjabat Asisten Gubernur Ali Sadikin selama satu tahun. Barulah pada bulan Juli 1977, pria bernama Bang Nolly terpilih menjadi Gubernur Jakarta.

Selama menjabat gubernur, ia kerap mengunjungi berbagai kantor untuk memeriksa kesehatan para pekerja dan memeriksa gaji mereka. Usaha kecil juga merupakan masalah.

Hal ini memindahkan puluhan ribu pedagang kecil dari ratusan lingkungan, sehingga mereka dapat menjualnya secara legal. Namun kemacetan lalu lintas dan terganggunya transportasi umum merupakan masalah yang sulit diatasi.

Undang-undang yang mengatur PKL tidak efektif sehingga mereka masih berbisnis di kawasan terlarang, mengutamakan dan menghalangi lalu lintas.

Namun siapa sangka, selain perannya sebagai Gubernur Jakarta. Pria kelahiran Temanggung, Jawa Tengah, pada tanggal 21 Mei 1924 ini merupakan pengawal pribadi Panglima Soedirman pada masa revolusi Indonesia melawan pendudukan Belanda.

Hubungannya dengan Jenderal dimulai ketika BKR (Badan Keamanan Umum) didirikan. Tjokropranolo bergabung dengan BKR di kota Magelang, Jawa Tengah, dan menjadi wakil direktur markas TKR.

Ia menjadi pengawal Jenderal Sudirman di Yogyakarta pada tahun 1946 dengan pangkat kapten. Ia menjadi panglima dua angkatan bersenjata, Panglima Polisi Militer (CPM) pada tahun 1948 dan Panglima Garda Khusus Jenderal Sudirman pada tahun 1948-1949.

Pada masa perang kemerdekaan Indonesia dari Belanda, ia ikut serta dalam perang gerilya bersama Jenderal Sudirman dari awal hingga akhir, ketika Jenderal Sudirman kembali ke Jogjakarta pada tanggal 10 Juli 1949.

Ketika Belanda menyerahkan pulau tersebut kepada Republik Indonesia pada Perundingan Meja Bundar pada tahun 1949, kedatangan Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta dan Jenderal Sudirman di Jakarta menyiapkan pengaturan keamanan.

Ia turut menyelamatkan Soedirman dari serangan ganas tentara Belanda yang beberapa kali mencoba membunuh Soedirman. Dalam karir militernya, ia tidak hanya terjun ke lapangan, tetapi juga menduduki banyak posisi penting di belakang layar, termasuk Asisten Perwira Intelijen dan berbagai Kepala Intelijen Perang, serta sekretaris militer presiden.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *