Menguak Asal-usul Sunan Kudus Digelari Waliyul Ilmi

SUNAN Kudus merupakan salah satu ulama penyebar agama Islam di Pulau Jawa dan masuk dalam daftar Wali Songo. Nama aslinya adalah Ja’far Ash-Sadiq. Sunan Kudus juga merupakan panglima perang Kesultanan Demak. Sunan Kudus hidup antara tahun 1500 hingga 1550 Masehi.

Sunan Kudus merupakan satu-satunya lagu Wali yang berjudul “Waliyul Ilmi” atau “salah satu ilmu yang agung”. Gelar tersebut diberikan karena Sunan Kudus merupakan ahli ilmu agama khususnya ilmu tauhid, ulus, hadis, sastra mantiq dan ahli fiqh.

Sunan Kudus memperoleh kecerdasannya melalui kegigihannya mengejar ilmu. Sunan Kudus lahir dari pasangan terhormat Syarif Sabil dan Nyai Ageng Manyuran binti Sayyid Ali Murtadho.

 BACA JUGA:

Syarif Sabil atau Sunan Ngudung adalah seorang ulama dan imam Masjid Demak pada masa pemerintahan Sultan Trenggana.

Sejak kecil, Sunan Kudus banyak belajar dari ayahnya Sunan Ngudung. Semasa mudanya, ia berguru pada beberapa ulama terkenal seperti Sunan Ampel dan Kiai Telingsing. Sunan Kudus yang sudah dewasa juga belajar dari Sunan Kalijaga.

 BACA JUGA:

Sunan Kudus menyebarkan Islam ke seluruh Kudus, Jawa Tengah di pesisir utara. Konon saat ini ia juga melakukan perjalanan ke beberapa daerah tandus seperti Simo, Sragen dan Gunung Kidul untuk menyebarkan agama Islam.

Sunan Kudus saat itu menggunakan metode Bil-Hal-Dakwah atau metode fakta sebenarnya dalam menyebarkan Islam di wilayah Jawa Tengah. Saat itu, penduduk setempat menganut agama Hindu-Budha.

Dalam menerapkan cara tersebut Sunan Kudus melakukan pendekatan secara perlahan yaitu meninggalkan adat istiadat yang ada di masyarakat dan mulai mengubahnya sedikit demi sedikit. Ia juga mengedepankan jalan perdamaian dan menghindari perpecahan dalam khotbahnya.

Lebih lanjut, Sunan Kudus menghormati umat Hindu untuk menarik perhatian mereka. Salah satunya dengan melarang penyembelihan sapi. Saat ini, sapi merupakan hewan suci bagi masyarakat setempat.

Sunan Kudus dikenal tidak hanya karena ilmu agamanya yang baik, tetapi juga sebagai seorang penyair yang berinisiatif menulis cerpen yang mengandung filosofi dan berjiwa religius. Salah satu karyanya yang paling terkenal adalah lagu Gending atau Maskumambang dan Mijil.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *