Menkop Dorong UMKM Ubah Pola Pikir Jadi Enterpreneur Kuat

BOGOR – Menteri Koperasi dan PME (MenKopUKM) Teten Masduki menekankan pentingnya mengubah mentalitas pengusaha kecil dari hidup sederhana menjadi berjiwa wirausaha yang kuat.

“Masalahnya psikologi usaha kecil, mereka merasa cukup, karena pekerjaan pertama adalah menafkahi keluarga,” kata Teten dalam acara Forum Dukungan Usaha Mikro Mandiri di Kota Bogor, Rabu (22//2019). Mei 2024).

Diakui Teten, ada kendala yang menghambat usaha kecil untuk berkembang, antara lain sulitnya akses pasar, bahan baku, dan penyerapan teknologi.

“Jadi program dukungan usaha kecil seperti ini harus kita lanjutkan dan perkuat dari atas hingga bawah,” ujarnya.

Sebab, dia melihat banyak peluang bagi pelaku usaha kecil untuk berkembang. Ia mencontohkan, sebuah perusahaan kecil di Jepang berhasil mengembangkan produk souvenir khas negeri Sakura dengan kemasan cantik.

“Di toko oleh-oleh, peluang produk mikro ada,” kata Teten. Oleh karena itu, kemasan produk harus memiliki ide hadiah, seperti di Jepang.”

Oleh karena itu, program pendampingan terhadap perusahaan kecil mandiri seperti ini perlu dilanjutkan dengan memasukkan dan menyempurnakan model atau strategi yang terintegrasi di masa depan. “Jalin kemitraan dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan dan komunitas pengembang UMKM untuk mendukung keberhasilan program,” ujarnya. Misalnya, program pengembangan kolaboratif yang akan dilaksanakan dengan ITB dan UGM. Program inkubasi seperti ini tepat.”

Teten juga berharap ke depan dengan UMKM yang berorientasi bisnis, akan berkembang perekonomian baru di sektor UMKM dan tidak hanya di sektor pangan, fesyen, atau ketenagakerjaan. Ada pula UMKM di sektor jasa dan digital seperti game, aplikasi, film, musik, dan foto.

Sementara itu, Wakil Presiden Bidang Usaha Kecil KemenKopUKM, Yulius menjelaskan, program pendampingan usaha kecil swasta ini bertujuan untuk menciptakan peluang dan ruang bagi para pemilik usaha kecil untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya dalam bidang manajemen dan usaha.

Hal ini antara lain mengikuti sertifikasi produk (Sertifikasi Halal, SPP-PIRT dan HKI) dengan melibatkan perbankan dan lembaga keuangan lainnya serta memberikan paparan media mengenai keunggulan produk dan jaringan pemasaran kepada peserta.

“Ini juga merupakan peningkatan komitmen dan kerja sama berbagai pihak dalam program dukungan jangka panjang terhadap usaha kecil,” kata Yulius.

Tahun ini, pihaknya akan bekerja sama dengan dua universitas untuk melanjutkan program tersebut: Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gajah Mada (UGM).

“Kami berharap ekosistem pendukung usaha kecil semakin kuat dan tumbuh untuk mengembangkan perekonomian baru maupun usaha kecil yang sudah ada yang inovatif, mandiri, dan berkelanjutan,” kata Yulius.

Adapun capaian program ini pada tahun 2023 menunjukkan bahwa 36% peserta program mengalami peningkatan pendapatan, 28% peningkatan aset, dan 23% peningkatan jumlah karyawan. “Selanjutnya program ini menghubungkan peserta perdagangan dengan agregator,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *