Merdeka Belajar, Nadiem: Sistem Pendidikan Harus Prioritaskan Para Murid yang Tertinggal

JAKARTA – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim mengatakan kebebasan akademik merupakan langkah dalam proses transformasi pendidikan secara menyeluruh.

Dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29 Februari 2024), ia mengatakan, “Kebebasan belajar sebagai model pembelajaran yang berpusat pada siswa merupakan cara yang tepat untuk melihat hakikat transformasi pendidikan.”

Melalui Merdeka Belajar, transformasi pendidikan yang lebih luas dapat dilakukan dengan menjadikan siswa sebagai fokus pembelajaran.

Melalui program ini, sekolah dan guru dapat fokus pada misinya, yaitu menstimulasi pembelajaran di kelas berdasarkan kemampuan siswa.

Nadiem mengatakan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi keberlanjutan Merdeka Belajar ke depan.

Pertama, kehadiran ratusan ribu guru dinamis yang menjadi agen perubahan telah membawa paradigma baru dalam dunia pendidikan dan memberikan pengaruh positif bagi guru-guru lainnya.

Kedua, sekitar 80% sekolah di Indonesia secara sukarela mulai meneliti prinsip, gagasan, dan komponen implementasi Kurikulum Mandiri.

Terakhir, adanya revolusi digital melalui platform pendukung pembelajaran yang diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadiem juga menegaskan, gerakan ini tidak boleh dipandang sebagai kebijakan negara yang bersifat top-down, melainkan fokus pada gerakan akar rumput.

“Di negara berkembang seperti Indonesia, sistem pendidikan harus selalu mengutamakan siswa yang tertinggal,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *