Momen Raja Majapahit Beri Suaka ke Penguasa Campa Usai Pergolakan Politik

KERAJAAN KAMPA mempunyai hubungan istimewa dengan Majapahit pada masa itu. Bahkan, karena hubungan istimewa keduanya, Raja Kampa dikabarkan pernah mencari suaka untuk menyelamatkan diri dari gejolak politik di negaranya.

Ya, Kerajaan Kampa terkenal dengan keterkaitannya dengan sejarah Majapahit. Pasalnya salah satu istri raja Majapahit terakhir, Bravijaya V, konon juga adalah Putri Kampa. Kerajaan Campa merupakan sebuah kerajaan kuno yang namanya sudah dikenal sejak awal abad pertama Masehi.

Sebab, usia kerajaan ini sebenarnya jauh lebih tua dibandingkan Majapahit. Seiring berkembangnya Majapahit menjadi sebuah kerajaan besar, Kerajaan Kampa menjalin hubungan persahabatan dengan Majapahit, dikutip dari buku “Sejarah Kerajaan Bawahan Majapahit di Luar Jawa dan Luar Negeri”.

Sebagai kerajaan lama, Kampa bahkan mempunyai hubungan yang cukup lama dengan kerajaan-kerajaan di Pulau Jawa, sebelum berdirinya Majapahit. Pada masa Kerajaan Kertanegara, raja Singasari terakhir, Kampa, juga menjalin persahabatan dengan Jawa.

Singasari dan Kampa bahkan mempunyai hubungan yang lebih erat melalui pernikahan, dimana Putri Tapasi dari Singasari menikah dengan Raja Jaya Singavarman III dari Kampa. Dengan adanya hubungan pernikahan tersebut, hubungan Singasari dengan Kampa sangat erat karena terikat oleh ikatan keluarga.

Salah satu pengaruh positif bagi Singasari adalah ketika tentara Mongol yang diperintahkan oleh Kubilai Khan pada akhir abad ke-13 M ingin menghukum Prabu Kertanegara, mereka mendapat kecaman keras dari Raja Singavarman, penguasa Kampa. Kedekatan Kampa dengan Jawa terus berlanjut ketika Singasari jatuh dan Majapahit berdiri.

Pada tahun 1314 M misalnya, ketika Majapahit dipimpin oleh raja Jayanagara, mantan raja Kampa bernama Che Nang diusir dari negaranya. Kemudian pada tahun 1318, Che Nang meminta suaka politik kepada Jayanegara selaku raja Mayapahit saat itu.

Che Nang diusir dari negaranya karena tidak merebut kembali wilayah di bagian utara kerajaannya dari Vietnam. Kekalahan ini menyebabkan Che Nang tidak hanya kehilangan tahta kerajaan, tetapi juga diusir dari negaranya sehingga memaksanya mengungsi ke Jawa.

Kampa memang merupakan kerajaan tetangga yang mempunyai hubungan lebih istimewa dengan Majapahit (Jawa) dibandingkan dengan kerajaan tetangga lainnya. Penyebabnya mungkin sebelum Majapahit berdiri, Kerajaan Kampa menjalin hubungan kekerabatan dengan Pulau Jawa melalui Kerajaan Singasari.

Pada masa Mayapahit ada, hubungan kekeluargaan melalui perkawinan ini masih tetap terjalin, yaitu pada saat Putri Kampa menikah dengan Prabhu Bravijaya V, raja Mayapahit yang terakhir. Serat Kanda dan Babat Thana Javi menceritakan bahwa pada awal abad ke-15 Raja Bravijaya V dari Mayapahit menikah dengan Putri Kampa yang beragama Islam dengan gelar Putri Dvaravati. Putri Kampa yang menjadi istri Bravijaya V meninggal pada tahun 1448 M. seperti yang tercatat di batu nisannya di Troullan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *