Momen Wapres Ma’ruf Amin Dengar Curhat Warga Kampung Nelayan di Papua Barat Daya

JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Ma’roof Amin mendengar ledakan seorang warga yakni Johanna Marini saat mengunjungi kampung nelayan Malawei, Distrik Manoi, Kota Sorong, Papua Barat Daya.

Ia bercerita kepada Wapres tentang perjuangannya mencari bantuan untuk rumah nelayan.

“Saya bertemu Pak saat cuti singkat untuk bercerita tentang kunjungan Presiden Jokowi pada 29 Desember 2014 ke Perkampungan Nelayan Malawi. “Pak [Presiden] datang, bertemu dengan kami, duduk bersama kami, mendengarkan segala kebutuhan kami,” ujarnya, dilansir Jumat (7/6/2024).

Dalam pertemuan tersebut, lanjut Johana, Presiden menyerahkan bantuan sebesar R250 juta untuk pembelian 10 mesin kelautan. Selain itu, Presiden juga berjanji akan membangun 350 rumah ikan untuk warga desa Malawi. Namun hingga tahun 2020, rumah ini baru dibangun sebanyak 40 unit.

 BACA JUGA:

“Kami ingin jalan terus, tapi dikatakan harus melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). “Saya ke Manokwari, saya bekerja keras untuk mencari tahu bagaimana cara mendapatkan AMDAL,” kata Yohana.

“Ternyata tidak bisa, karena AMDAL biayanya 800 juta, dan luas kavling kami 10,5 hektar. Setelah itu kami mencari cara untuk mendapatkan AMDAL karena kami tidak punya uang,” tambahnya.

Terakhir, kata Johana, saat berkunjung ke Kota Sorong pada 24 November 2023, Presiden menyatakan akan membantu masyarakat Malawi mendapatkan AMDAL.

“Setelah saya selesai berfoto dengan Pak Presiden, saya pergi. Atas izin Pak Jokowi, Saudara memang telah datang pada peresmian rumah kami. Kamu berada di desa mana? Nelayan Malaysia? Belum dibangun? “Belum pak,” kata Johanna.

“Alasannya Pak Jokowi, kami bilang ada masalah dengan AMDAL. Pak AMDALnya berapa? Saya bilang 800 juta pak, sudah coba? Ya pak. Bagaimana reaksi pemerintah? “Tidak ada jawaban, Pak,” tambahnya blak-blakan.

 BACA JUGA:

“Oke, aku akan melakukan pekerjaan itu. Ini jawaban Pak Jokowi, saya yang bekerja. “Saya akan membantu,” kata Johanna menirukan ucapan Presiden.

Johana menjelaskan, setelah Presiden memberikan arahan kepada Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbay Bakar, AMDAL diharapkan selesai dalam waktu satu bulan dua minggu.

“Saya bilang, kita tepuk tangan dulu ke Pak Joko. Pemimpin seperti Pak Jokowi, pemimpin seperti Wapres, kita banggakan orang Papua, ujarnya.

Johana juga mengaku sedih karena Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Maruf Amin akan segera berangkat setelah masa jabatannya berakhir.

“Dalam hal ini saya dengan hormat memberikan izin kepada Bapak Kiai Haji Maruf Amin. Kita sedih karena kita punya pemimpin-pemimpin yang baik, baru kita temui setelah pemerintahan Presiden ke-7 dan Wakil Presiden ke-13. Terima kasih, katanya terharu.

Terakhir, Johana juga menghimbau kepada Wapres sebelum masa jabatannya berakhir agar segera memfasilitasi pelaksanaan sisa rumah bantuan presiden yang belum dibangun.

“Jadi mungkin dua permintaan terakhir kami, jadi Anda sudah ada di situs kami, permintaan pertama izinkan kami segera membangun 310 rumah,” pintanya.

 BACA JUGA:

Permintaan kedua, menurut Johanna, merupakan rekomendasi Wapres untuk membangun minimal 200 rumah pada tahun ini.

“Sebelum Anda meninggalkan tempat ini, maukah Anda memberikan rekomendasi kepada kami untuk disampaikan kepada Kementerian Pembangunan dan Perencanaan bahwa akan dibangun 200 unit rumah pada tahun ini,” pintanya lagi.

“Terima kasih, itu permintaan kami, nanti kita pikirkan saja Pak Wapres,” pungkas Johanna yang disambut tawa Wapres.

Sebelumnya dalam keterangan pers usai peninjauan, Wapres memastikan sisa 310 rumah nelayan akan dibangun dalam waktu dekat. Menurut dia, hal itu direncanakan Kementerian PUPR dan pembangunannya akan dimulai pada 2025.

“310 ini sesuai janji Pemerintah akan bertambah. “PUPR direncanakan pada tahun 2025,” tegas Wapres.

Bahkan, lanjut Wapres, ukurannya akan lebih besar dari yang dijanjikan, yakni dari tipe 36 menjadi tipe 45. Hal ini sesuai dengan harapan masyarakat yang mengeluh sulitnya membangun dapur di rumah berukuran 36.

“Jadi sekarang permintaannya sudah naik ke Type 45. Dan sesuai rencana Dirjen Perumahan yang akan dibangun, tipe berikutnya adalah Type 45. Itu bagian dari komitmen pemerintah,” jelasnya. kata presiden. dengan meyakinkan.

Selain itu, kata Wapres, rumah-rumah yang akan dibangun nantinya juga akan lebih higienis sehingga diharapkan para nelayan di desa Malawi semakin produktif.

“Perumahan juga tidak sama seperti sekarang, ketika beberapa keluarga tinggal dalam satu rumah. Nanti akan lebih sehat. “Dan semoga mereka semakin bergairah dalam mencari ikan, menjadi nelayan dan semakin produktif ke depannya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *