Netanyahu Pastikan Tetap Serang Rafah Terlepas dari Perundingan Gencatan Senjata Gaza

GAZA – Perdana Menteri (PR) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan melancarkan invasi ke kota Rafah di Gaza selatan meskipun ada pembicaraan gencatan senjata dengan Hamas.

Netanyahu bersikeras bahwa perang akan terus berlanjut sampai Israel mencapai semua tujuannya di Rafah.

“Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum perang mencapai seluruh tujuannya adalah mustahil,” katanya, menurut BBC.

“Kami akan memasuki Rafah dan memindahkan batalion Hamas dari sana, dengan atau tanpa kesepakatan,” kata sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantor Netanyahu.

Hal ini terjadi di tengah upaya mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Namun Netanyahu mengatakan pada pertemuan keluarga para sandera bahwa dia akan menyerang dengan atau tanpa kesepakatan.

Komentarnya menyusul peringatan baru Amerika Serikat (AS) terhadap invasi ke Rafah jika warga sipil tidak dilindungi dengan baik.

Gedung Putih mengatakan dalam pernyataannya bahwa dalam panggilan telepon dengan Netanyahu pada Minggu (28/4/2024), Presiden AS Joe Biden menegaskan kembali posisinya yang jelas terhadap Rafa. Biden sebelumnya menggambarkan invasi Rafah sebagai “garis merah”.

Pada Selasa (30/4/2024), Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengatakan serangan terhadap Rafa akan menjadi eskalasi yang tidak dapat ditoleransi. Dia meminta semua pihak berpengaruh di Israel untuk melakukan segala kemungkinan untuk mencegahnya.

Rafah adalah rumah bagi lebih dari separuh penduduk Gaza yang berjumlah 2,5 juta jiwa, yang mengungsi ke sana untuk menghindari pertempuran di tempat lain di wilayah tersebut. Kondisi di kota yang padat penduduk ini sangat suram, dengan para pengungsi mengeluhkan kekurangan makanan, air dan obat-obatan.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Tepi Barat mengatakan pada Senin (29/4/2024) bahwa invasi Rafah akan menjadi bencana terbesar dalam sejarah rakyat Palestina.

Sumber-sumber Israel mengatakan kepada Reuters bahwa rencana untuk menyerang Rafah akan dibatalkan demi masa tenang yang berkelanjutan jika perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel tercapai.

Beberapa hari lalu, Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengatakan kepada Channel 12 TV Israel bahwa pihaknya akan menghentikan operasi di Rafah jika ada kesepakatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *