Omset Penjual Gultik di Bulungan Blok M Tembus Belasan Juta Rupiah per Bulan

JAKARTA – Gultik alias Samosa merupakan salah satu tempat makan populer di kawasan Jakarta Selatan (Jaksel). Terletak di Sektor M, lebih tepatnya di pemukiman Bulungan, terdapat deretan penjual Gurtik.

Purnomo Setiawan merupakan salah satu pedagang gurtik di kawasan tersebut. Awalnya, ia mulai belajar berjualan gurtik hanya sebagai buruh. Saat ini, ayah dua anak ini mengelola lima kios dengan omset gabungan beberapa crores rupee.

Pria asal Sukohar, Jawa Tengah ini mengungkapkan, dirinya berjualan gulai pada tahun 2003. Kemudian dia bekerja sebagai “bawahan” selama satu tahun.

Lalu base (warung penjual kari). Saya gantung di situ tahun 2008,” kata Purnomo saat ditemui di sebuah warung depan SMA Negeri 70 Jakarta di Bulungan, Jakarta Selatan.

Awalnya, kata dia, ia bekerja sebagai satpam sambil mengelola warung Gurtik miliknya sendiri. “Fokus saja, dalam artian di awal tahun 2017 belum ada pekerjaan lain,” jelasnya.

Saat ini dia mengelola lima kios di Gultik. Diakuinya, dalam mengelola gerai tersebut, ia melakukannya secara simultan bersama mitranya. Sistem koperasi yang dianut biasanya menjual kari secara bergiliran di sebuah warung. Jam penjualan adalah WIB 17.00 hingga WIB 04.30.

Saat ini, ia mengaku warungnya rata-rata menjual 2-3 liter beras per hari. Jumlahnya kurang lebih 60 porsi masing-masing Rp 10.000. Sedangkan beras yang dikonsumsi pada Sabtu malam sekitar 6 liter. Ia juga menawarkan sate usus, kulit, hati, dan perut untuk melengkapi hidangannya.

“Tapi kalau dekat bundaran masih bisa pakai 9-10 liter,” ujarnya.

Purnomo Setiawan, salah satu pedagang gurtik di Bulungan Blok M, Jakarta Selatan. (Foto: Widi A/Okezone)

Dalam sebulan, lapak yang dikelolanya memiliki omzet sekitar Rp15 juta hingga Rp16 juta. “Untuk warung pinggir jalan, seminggunya mungkin 1,5 juta hingga 2 juta rupiah. Kalau yang lain mungkin sekitar 500.000 rupiah, tapi kadang bisa lebih,” ujarnya.

Setelah bertahun-tahun mencoba menjual Gurtic, Purnomo kini memiliki rumah yang dibelinya. “Alhamdulillah, sekarang saya sudah punya rumah sendiri di desa,” ujarnya.

Ekspansi bisnis Purnom tidak lepas dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI). Ia terdaftar sebagai debitur kredit (KUR). Tahun lalu, dia meminjam 100 juta rupiah, dengan jangka waktu pengembalian dua tahun.

“Untuk menambah dana penjualan dan mengabdi pada desa,” ujarnya.

FYI, pada tahun 2023, target alokasi KUR yang diberikan pemerintah kepada BRI akan dikurangi. Sebelumnya, target alokasi KUR BRI pada tahun 2023 mencapai Rp 270 triliun. Kemudian direvisi menjadi Rp 194,4 triliun.

Sedangkan pada Januari hingga Oktober 2023, BRI menyalurkan KUR sebesar Rp 123,51 triliun kepada 2,7 juta peminjam.

Baca Juga: Ikuti Berita Okezone di Google Berita Cukup akun di ORION untuk terus mengetahui semua berita Okezone terkini, daftar sekarang di sini dan tunggu kejutan menyenangkan lainnya. Selain itu, Purnomo juga mengungkapkan pihaknya berupaya mempromosikan dirinya melalui klaster gulat BRI bersama delapan rekannya. Setelah menjadi klaster, para penjual gullik ini akan mendapat pembinaan dari BRI. “Saya juga kapten tim gulat. Anggotanya delapan orang. Cluster saya menjual Gurtik rasa individual,” ujarnya. Dengan adanya klaster gurtik ini, ia berharap pemasaran gurtik yang dijualnya dapat mendukung Belt and Road Initiative. Selain itu, beliau memberikan saran untuk meningkatkan kualitas peralatan dan bahan habis pakai dalam penjualan. “Saya berharap BRI dapat memasarkan klaster kami, bersama dengan Belt and Road Initiative dan lembaga lainnya,” kata Purnomo. Sebelumnya 1 2 Berikutnya #Gultik #Inspirasi Bisnis #KUR BRI #BRI #Bank BRI

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *