Pak Bas Targetkan Air Mengalir ke IKN Bulan Depan, Bisa Langsung Diminum

JAKARTA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimulono mengatakan air baku dan air minum siap dialirkan ke Ibu Kota Negara (IKN) mulai Juli mendatang.

Menteri Basuki mengatakan, pembangunan bendungan Sepaku Semoi berkapasitas 2.500 liter per detik kini telah selesai dan pengambilan air di Sungai Sepaku berkapasitas 3.000 liter per detik juga telah selesai. Kehadiran bendungan ini akan menjamin kebutuhan air baku IKN Nusantara.

Bendungan Sepaku Semoi beroperasi untuk menyuplai air baku ke kawasan IKN berkapasitas 2.000 liter per detik dan ke Balikpapan dengan kapasitas 500 liter per detik, kata Menteri Basuki dalam keterangan resmi dikutip, Minggu (16 Juni). 2024).

Selain itu, perseroan juga sedang menyelesaikan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku untuk memenuhi kebutuhan air minum IKN. SPAM mengandalkan air dari Sungai Sepaku dan diharapkan dapat melayani seluruh lokasi pembangunan di Kawasan Umum Pusat (KIPP) IKN.

SPAM meliputi Instalasi Pengolahan Air (IPA) berkapasitas 300 liter per detik, jaringan pipa air minum, serta jaringan distribusi utama (JDU) dan jaringan distribusi swasta (JDP).

“Pipa tersebut terhubung dengan waduk sepanjang 16 km. Kemudian dari IPA, air akan dipompa ke tangki sebagai air minum berkapasitas 2 x 6.000 meter kubik,” kata Menteri Basuki.

Secara teknis, air baku akan dipompa ke stasiun penyedia air melalui water intake plant. Oleh karena itu, proses pengolahan diawali dengan peralatan aerasi untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut pada air baku. Selanjutnya air akan dialirkan ke unit koagulasi-flokulasi-sedimentasi (KFS), filtrasi, ozon, dan karbon aktif granular (GAC).

Air yang dihasilkan merupakan air berkualitas yang dapat diminum (drinkable water) dan kemudian ditampung di Clearwell untuk dipompa ke Waduk Utama melalui jaringan pipa sepanjang 16 km.

Kepala Balai Prasarana Permukiman dan Permukiman Kalimantan Timur (BPPW) menambahkan, “Air minum dari waduk utama kemudian dialirkan secara gravitasi secara bertahap melalui jaringan distribusi utama (JDU) dan jaringan distribusi (JDP) sepanjang 22 km menuju wilayah layanan. ”. ). Rosalie Indra Saputra.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *