Partai Perindo: Komersialisasi Pendidikan, Mahasiswa Hanya Dijadikan Pasar

JAKARTA – Partai Perindo menilai pendidikan harus menjadi prioritas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia.

Menurut Ketua DPP Urusan Perdesaan dan Prospek Daerah Perindo Guardian Mohamed, menurut otoritas Indonesia, salah satu gagasan para pendiri negara kita adalah “menjadikan kehidupan negara lebih cerdas”.

Katanya, hal ini karena kepedulian masyarakat terhadap pendidikan. Mulai dari kurikulum mandiri, kritik guru hingga kritik keselamatan guru; Kenaikan UKT sangat penting dalam alokasi anggaran.

The Guardian berpendapat bahwa struktur biaya pendidikan harus diprioritaskan dan adil berdasarkan besaran yang sesuai. Misalnya, total anggaran Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya 20% yang Rp 7 triliun (1,1%). Sedangkan sekolah normal mencapai hampir Rp 32 triliun yaitu sekitar 400%.

“Ini tentu tidak sehat. Menurut saya, pada akhirnya perguruan tinggi yang tidak bisa fokus meningkatkan kualitasnya terpaksa mencari anggaran sendiri, menjadikan mahasiswa sebagai pasar dan menjual pendidikan secara berlebihan,” ujarnya. MNC Portal Indonesia fokus pada Senin (8/7/2024).

Contoh lain yang kini ramai dibicarakan adalah 52 persen anggaran pendidikan dialokasikan ke negara melalui Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dan bukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Harus ada informasi spesifik tentang penggunaan data.

“Ini juga salah. Pihak Perindo mendorong prioritas bersama pemerintah dengan komitmen dan edukasi yang kuat,” ujarnya.

The Guardian menilai pengelolaan belanja pendidikan saat ini masih kacau dan bisa berdampak buruk bagi pendidikan Indonesia di masa depan.

Partai Perindo mendesak agar setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan sesuai Pasal 31 UUD 1945. Kekacauan ini harus dihentikan dan ditinjau secara cermat oleh pemerintahan berikutnya,” lapor The Guardian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *