Pemprov DKI Ajak Masyarakat Hemat Listrik untuk Turunkan Emisi Gas Rumah Kaca

JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta melalui Badan Perlindungan Lingkungan Hidup terus mengkampanyekan penghematan listrik untuk mengurangi emisi karbon.

Kampanye hemat energi dilaksanakan pada tahun 2024. Pada Sabtu, 27 April, pukul 20.30 hingga 21.30, banyak titik dan gedung di kawasan Jakarta yang dimatikan lampunya selama satu jam.

Sejumlah lampu jalan protokol dan ikon kota Jakarta seperti Monumen Nasional (Mona), Patung Hormat Bundaran HI, dan Balai Kota Provinsi DKI Jakarta padam total selama 60 menit.

Asep Kuswanto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, mengatakan langkah tersebut merupakan upaya Pemprov DKI Jakarta untuk menyosialisasikan tujuan tahun 2030. mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 30 persen.

Berdasarkan hasil perhitungan mati lampu 27 April 2024 menunjukkan bahwa listrik yang dihemat sebesar 83 MWh yang merupakan selisih beban listrik antara pukul 20.30 dan 21.30.

Penghematan tersebut menghasilkan penghematan material sebesar Rp120.121.280 yang dihitung sebagai penghematan listrik sebesar 83 MWh dengan biaya Rp1.444,70 per kWh.

Selain itu, tercatat pula penurunan emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 70,67 ton, yang berarti penghematan listrik sebesar 83 MWh dengan biaya 0,85 kg CO2/KWh.

“Selama kampanye ini, listrik tidak terpakai sebesar 83 MWh saat lampu dimatikan. Artinya penghematan sebesar Rp. 120.121.280 dan juga akan mengurangi emisi karbon dioksida sebesar 70,67 ton CO2,” demikian keterangan Asep.

Angka-angka ini menunjukkan bahwa langkah-langkah penghematan energi mempunyai dampak yang signifikan terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca dan penghematan biaya, katanya.

“Karena dampaknya besar, program ini akan terus dilakukan beberapa kali dalam setahun. Diharapkan warga Jakarta bisa mempraktikkan penghematan energi dalam kehidupan sehari-hari,” kata Asep.

Asep mengajak seluruh warga Jakarta untuk turut berpartisipasi dalam penghematan listrik dengan melakukan beberapa langkah sederhana di rumah untuk mengurangi gas rumah kaca atau emisi karbon.

“Melalui tindakan penghematan energi yang konsisten, kita dapat mewujudkan Jakarta yang lebih bersih dan berkelanjutan,” pungkas Asep.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *