Perang Gaza Guncang Kampus-Kampus AS, Puluhan Orang Ditangkap saat Demo di Universtas Yale dan Columbia

NEW YORK – Puluhan pengunjuk rasa ditangkap di Universitas Yale saat melakukan demonstrasi menentang perang di kampus batu Gaza di Amerika Serikat (AS).

Lembaga Ivy League mengatakan kepada BBC bahwa pengunjuk rasa yang menduduki properti tersebut telah mengabaikan sejumlah permintaan untuk pergi.

Di Yale, banyak pengunjuk rasa meminta universitas tersebut mengurangi investasinya dalam pembuatan senjata.

Melansir Yale Daily News, surat kabar mahasiswa, Minggu (21/4/2024) menandai malam ketiga pengunjuk rasa mendirikan tenda di perkemahan Beinecke Plaza.

Universitas mengatakan protes meningkat hingga mencakup beberapa ratus orang selama akhir pekan. Undangan kepada para pengunjuk rasa untuk bertemu dengan badan investasi universitas dilaporkan ditolak.

Meski sebagian pengunjuk rasa meninggalkan kampus saat diminta, sebagian lainnya mengabaikan banyak permintaan sehingga mengakibatkan 47 orang ditangkap polisi kampus pada Senin (22/4/2024).

Hingga Senin (22/4/2024) siang, lebih dari 1.500 alumni, mahasiswa, dan orang tua telah menandatangani surat dukungan terhadap aksi demonstrasi di sana.

Sementara itu, mahasiswa Universitas Columbia diperintahkan menghadiri perkuliahan hampir Senin (22/4/2024) setelah lebih dari 100 penangkapan dilakukan saat aksi protes di sana pekan lalu.

Gedung Putih mengutuk dugaan insiden anti-Semitisme di Kolombia. Protes yang sedang berlangsung telah menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan siswa Yahudi di sekolah-sekolah di seluruh negeri.

Sejak serangan yang dilakukan oleh Hamas di Israel selatan pada tanggal 7 Oktober, perdebatan dan perang di Timur Tengah serta kebebasan berpendapat telah meletus di kampus-kampus di seluruh negeri, dan ketegangan kini meningkat di universitas-universitas.

Protes “perkemahan” juga muncul di universitas lain di seluruh negeri, termasuk Universitas Michigan, Institut Teknologi Massachusetts, Emerson College dan Tufts.

Mahasiswa dari kedua belah pihak mengatakan ada peningkatan insiden anti-Semit dan Islamofobia.

Di New York, polisi kota dipanggil ke kampus Columbia minggu lalu dan menangkap puluhan pengunjuk rasa yang juga menyerukan divestasi.

Putri politisi Minnesota Ilhan Omar termasuk di antara mereka yang ditangkap dan didakwa melanggar peraturan keamanan.

Demonstrasi yang juga melibatkan mahasiswa di kampus itu bertepatan dengan perjalanan Presiden Universitas Columbia Minouche Shafik ke Capitol Hill untuk memberikan kesaksian di depan komite kongres tentang upaya universitas tersebut dalam mengatasi anti-Semitisme.

Menurut keterangan Dr Shafik, pihak kampus mengadakan kelas virtual pada Senin (22/04/2024), mengawali Paskah Yahudi yang menyoroti contoh perilaku intimidasi dan pelecehan, termasuk anti-Semitisme.

Mahasiswa yang tidak tinggal di kampus dihimbau untuk menjauh.

Dalam keterangannya Senin (22/4/2024), Dr. Shafik mengatakan ketegangan di kampus telah dieksploitasi dan diperparah oleh oknum-oknum yang tidak terkait dengan Columbia yang datang ke kampus untuk mengejar agendanya sendiri.

Sebuah kelompok kerja telah dibentuk untuk mencoba menyelesaikan krisis ini.

Media Amerika sebelumnya melaporkan bahwa seorang rabbi yang berafiliasi dengan universitas tersebut telah mengirimkan pesan kepada 300 mahasiswa Yahudi yang meminta mereka untuk tidak masuk kampus sampai situasinya membaik secara dramatis.

Pihak administrasi universitas, termasuk Dr Shafik, berada di bawah tekanan yang semakin besar untuk menyelesaikan situasi ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *