Peringati 40 Hari Kematian Presiden Iran, Buku Abdi Bangsa Diluncurkan Kenang Sosok Raisi yang Terus Berkhidmat

JAKARTA – Kematian mendadak Presiden Iran Ebrahim Raisi dalam kecelakaan helikopter saat melakukan perjalanan dinas mengejutkan masyarakat di seluruh dunia. Kali ini, dalam rangka HUT ke-40, Kedutaan Besar Iran di Jakarta menggelar peluncuran buku memoar ‘Pegawai Negeri Sipil’ di Gedung RRI, Jakarta, pada Selasa (02/07/2024).

Acara yang berlangsung sekitar pukul 15.00 ini berlangsung meriah dan banyak ide yang disampaikan oleh beberapa tamu undangan. Sekitar 500 tamu yang terdiri dari pejabat pemerintah Indonesia, ulama, perwakilan negara sahabat, pelajar, dan komunitas lokal turut menyaksikan acara peluncuran buku tersebut. Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar turut hadir dalam acara tersebut.

Banyak rekaman kehidupan Raisi yang diputar dalam acara ini, termasuk pengabdiannya sebagai presiden bangsa dan negara. Hingga akhirnya Raisi memejamkan mata pada 19 Mei lalu, saat helikopter yang membawa Raisi dan rombongan, termasuk Menteri Luar Negeri (Menlu) Hossein Amirabdollahian, jatuh saat melintasi kawasan pegunungan dalam kabut tebal.

Rekaman video tersebut juga memperlihatkan kesedihan mendalam dan air mata yang terus bercucuran saat Raisi dinyatakan meninggal dunia hingga salat jenazah yang dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei di hadapannya.

Dalam sambutannya, Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi mengenang Raisi sebagai pemimpin yang sangat berdedikasi kepada rakyat dan negaranya.

“Presiden Raisi tidak mengenal hari libur atau jalan-jalan, tidak mengenal sore. Seluruh waktunya didedikasikan untuk pelayanan. Beliau memberikan waktu kepada semua orang untuk melayani masyarakat,” jelasnya.

Lebih lanjut, Raisi juga memperhatikan nilai-nilai umat dan kaum tertindas di dunia, khususnya di Palestina.

Presiden selalu memanfaatkan kesempatan kecil itu untuk menyampaikan pembelaannya terhadap rakyat Palestina dan penentangannya terhadap pemerintah Zionis, lanjutnya. Hal serupa juga dilakukan Menlu pada kesempatan dan kunjungan berbeda.

Duta Besar menjelaskan bahwa buku yang diproduksi adalah tentang masa muda Raisi dan tanggung jawab yang diembannya selama Revolusi Islam di Iran.

Buku tersebut telah diterbitkan dalam beberapa versi bahasa, antara lain Indonesia, Inggris, Turki, Arab, Persia, dan Prancis. Buku setebal 196 halaman itu bersampul putih yang menggambarkan Raisi sebagai pemimpin komunitasnya.

Sementara itu, Ketua Organisasi Komunikasi dan Kebudayaan Islam Iran, Mehdi Imanipour, menyampaikan pesan melalui perwakilan Konsulat Kebudayaan bahwa Iran benar-benar kehilangan seorang pemimpin yang terus mengabdi pada bangsa dan negara, serta kemanusiaan. Terutama yang terjadi di Palestina.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *