PPP Gagal Masuk Parlemen, Kader Dorong Muktamar Dipercepat

JAKARTA – Kegagalan PPP masuk parlemen pada Pemilu 2024 menarik perhatian partai tertutup yang mengidamkan Partai Ka’bah. Ibarat Ka’bah Institute yang mendorong agar Ketua PPP segera dipilih.

Politisi senior PPP Anwar Sanusi mendesak Plt Ketua Umum PPP Mardiono secepatnya mempercepat konferensi untuk menyatukan seluruh elemen di PPP.

“Kongres bukan hanya soal pergantian kepemimpinan tapi soal konsolidasi dan konsolidasi membutuhkan banyak waktu untuk menggerakkan mesin partai ke rumput,” kata Anwar, Jumat (14/6/2024).

Ia mengatakan, sebagai partai warisan ulama, PPP tidak boleh hilang atau menjadi sejarah. Oleh karena itu, kata dia, PPP sebaiknya mempercepat konferensi tersebut agar konsolidasi bisa terus berjalan dan berjalan kembali.

“Mengingat pengalaman sebelumnya pada era Ismail Hasan Metareum, Hamza Haz, Surya Darma Ali, konferensi selalu diadakan lebih awal. Jadi acuan untuk mempercepat konferensi itu memiliki dasar yang masuk akal dan dapat diperhitungkan,” jelas Anwar.

Anwar menilai Mardiono tidak bisa membawa SPP ke Senayan karena hanya memperoleh suara 3,87% dan DPR tidak mencapai ambang batas 4%.

“Tentunya ini harus menjadi penilaian kita bersama agar PPP kembali on track pada pemilu mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, Qayoum Abdul Jabbar, Direktur Eksekutif Kabah Institute, mengatakan diskusi seri transformatif ini merupakan upaya mempersiapkan ide dan platform secara komprehensif.

“Karena tidak ada gerakan perubahan yang berhasil tanpa didasari oleh kekuatan ide,” kata Koyoum.

Ketua DPP PPP ini juga mengatakan peralihan kepemimpinan merupakan hal yang wajar, membicarakan kepemimpinan bukanlah hal yang tabu melainkan sebuah keharusan.

“Upaya kita saat ini adalah mencari ide-ide perubahan yang jelas agar PPP bisa bangkit kembali. Kongres bisa lebih cepat dan kita harus siap dengan ide-ide perubahan,” jelasnya.

“Dengan demikian PPP hadir dengan formulasi baru karena kita sekarang berada dalam transisi demografi yang dipimpin oleh pemilih muda atau Gen Z,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *