Prancis Tuding Rusia Berada di Balik Misteri 5 Peti Mati di Dekat Menara Eiffel, Bertuliskan Tentara Prancis di Ukraina

PRANCIS – Pejabat intelijen Prancis yakin Rusia berada di balik upaya menyembunyikan lima peti mati di dekat Menara Eiffel dengan bendera Prancis dan tulisan “tentara Prancis di Ukraina.”

Pada Sabtu (6/04/2024) sekitar pukul 09.00 (07.00 WIB), terlihat tiga orang pria memasuki mobil van tersebut. Belakangan diketahui, peti mati yang mereka tinggalkan berisi sekantong plester.

Polisi segera menangkap pengemudi tersebut, yang mengakui bahwa dua orang lainnya telah membayarnya sebesar 40 euro untuk mengantarkan peti mati tersebut. Ia sendiri baru tiba di Paris dari Bulgaria kemarin.

Polisi kemudian menangkap dua orang lagi di stasiun kereta Bercy di pusat kota Paris ketika mereka mencoba naik bus ke Berlin.

Menurut media Prancis, mereka mengatakan kepada polisi bahwa mereka dibayar 400 euro untuk menjaga peti mati tersebut.

Menurut polisi, pengemudinya adalah orang Bulgaria, dua lainnya adalah orang Ukraina dan Jerman.

Jaksa mengatakan mereka dibawa ke hadapan hakim pada Minggu (6/2/2024) menjelang dimulainya penyelidikan yudisial atas dugaan kekerasan tersebut.

Para pejabat mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk menentukan apakah aksi tersebut diselenggarakan di luar negeri.

Situasi ini mengingatkan kita pada dua insiden baru-baru ini yang menurut polisi Prancis mungkin melibatkan agen-agen Rusia. Keduanya tampaknya merupakan upaya untuk memanipulasi opini publik.

Pada bulan Oktober, Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel, menewaskan hampir 1.200 orang dan menyandera ratusan orang, termasuk Bintang Daud yang terpampang di banyak dinding di Paris yang mengingatkan pada bendera Israel.

Sepasang suami istri asal Moldova ditangkap setelah pejabat Prancis mengatakan mereka dibayar oleh intelijen Rusia.

Bulan lalu, tangan merah dilukis di peringatan Holocaust di Paris, dan polisi yakin para pelakunya telah meninggalkan negara tersebut.

Surat kabar Le Monde melaporkan, mengacu pada sumber investigasi, pada Sabtu (1/6/2024) salah satu orang yang ditangkap berkomunikasi melalui telepon dengan tersangka asal Bulgaria yang menjadi buronan dalam kasus tersebut. Le Monde melaporkan bahwa tersangka adalah Georgi F. yang berusia 34 tahun.

Bulan lalu, Moskow menanggapi dengan marah penolakan berulang kali Presiden Emmanuel Macron untuk mengirim pasukan ke Ukraina.

Pekan lalu, pihak berwenang Ukraina mengonfirmasi bahwa telah terjadi diskusi mengenai pengiriman instruktur militer Prancis.

Para penyelidik mengatakan hal ini dapat memberikan konteks untuk kasus peti mati tersebut, karena intelijen Rusia berupaya untuk menentang keras keterlibatan Prancis yang semakin besar dalam perang di Ukraina.

Menurut “Bintang Daud” dan “Kasus Kriminal”, kelompok itu termasuk seorang fotografer yang fotonya kemudian muncul di situs Internet terkait propaganda Rusia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *