Reza Rahadian soal Film Horor Nyeleneh: Agama Jangan Dieksploitasi

JAKARTA – Reza Rahadian mengutarakan pandangannya terhadap maraknya film horor religi Indonesia yang mengandung unsur religi.

Selain itu, ini adalah film horor terbaru bertema Islami, namun gambar posternya memperlihatkan pose berjongkok yang menyeramkan.

Reza Rahadian memahami betul bahwa unsur keagamaan, khususnya Islam, tidak bisa diabaikan dalam sinema, mengingat Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Karena itulah para sineas berusaha memasukkan unsur Islam karena dekat dengan masyarakat.

Reza Rakhadian menilai ada baiknya sineas memasukkan tema keagamaan dalam karyanya; Tidak ada masalah dengan hukum Islam, apalagi jika tujuannya adalah pendidikan.

“Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar. Unsur religi dalam film, baik yang berbentuk edukasi masyarakat maupun tidak. Apakah Anda ingin menggunakannya sebagai alat atau tidak. Ini bukanlah sebuah kesalahan. lakukan seperti ini Sesuai ayat ini, “Inilah yang akan terjadi,” kata Reza Rahadyan kepada portal MNC di kawasan selatan Kebayoran Baru, Rabu (27/3/2024).

Yang terpenting dalam hal ini adalah para direktur memperhatikan dampak pekerjaannya terhadap masyarakat dan mengambil tanggung jawab. Jangan biarkan film tersebut digunakan untuk hal-hal yang negatif, misalnya untuk beribadah atau takut dihakimi. Akan lebih baik lagi jika film tersebut tidak hanya sekedar pertunjukan, namun dapat menjadi panduan yang baik bagi masyarakat.

“Itu tanggung jawab pembuat film, kemudian dia punya tanggung jawab moral kepada penontonnya. Jadi kalau mau memasukkan unsur keagamaan, jangan dipakai, dipakai, atau coba-coba memberitakan sesuatu, “Bisa. itu. Tapi mengarahkan kacamata ini berguna dan bertanggung jawab bagi saya. Kata kuncinya adalah tanggung jawab,” ujarnya.

Membaca:

Reza Rakhadian mengimbau masyarakat tidak serta merta memberitakan film yang mengandung unsur keagamaan. Karena filmnya tidak perlu menggunakan agama. Meski demikian, Reza membiarkan masyarakat mengutarakan pandangannya terhadap film tersebut.

“Sederhana saja, kalau soal tanggung jawab moral, yang penting dia bisa bertanggung jawab, tapi terserah masing-masing individu mau bertanggung jawab atau tidak. Jadi film tidak perlu terlalu kosong. Pendapatnya bagus, penilaiannya bagus. bagus. Berbahaya,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *