JAKARTA – Begitulah kisah pendidikan Bahlil Lahadalia, mantan sopir angkutan umum yang disebut-sebut diangkat menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Lahir di Maluku Utara, Bahlil Lahadalia memiliki ayah yang bekerja sebagai kuli bangunan dan ibu yang bekerja sebagai tukang cuci. Memiliki keterbatasan membantunya berkembang menjadi individu yang mandiri dan tangguh.
Ia bersekolah di SMP Negeri 1 Kolaka di SD Negeri 1 Kolaka Timur, Sulawesi. Setelah lulus SMP, beliau pindah ke Fakfak dan melanjutkan sekolah di SMA YAPIS Fakfak.
Ia kemudian memilih melanjutkan studi di Port Numbey College of Economics, sebuah universitas swasta di Jayapura. Namun, sebagaimana disampaikannya dalam kuliah tamu di Universitas Brawijaya, ia terlambat lulus pada usia 26 tahun karena keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998 yang mengganggu studinya.
Beliau aktif di Himpunan Mahasiswa Islam Papua saat masih menjadi mahasiswa dan akhirnya menjadi Bendahara Utama Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam. Setelah lulus dari Port Numbey, ia bekerja di Perusahaan Negara Sucofindo.
Pria Papua tangguh ini tidak patah semangat dengan sedikit kesulitan dalam hidupnya. Ia mencoba hidup mandiri, mulai dari menjadi supir angkutan umum hingga memulai bisnis sendiri. Puncaknya, Bahlil Lahadalia adalah seorang pengusaha sukses yang kemudian mendirikan tiga perusahaan bersama teman-temannya: PT Rifa Capital, PT Bersama Papua Unggul, dan PT Dwijati Sukses.
Bahlil pun berhasil menjadi Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) saat itu. Tak hanya itu, perjalanan hidupnya pun semakin diperluas dengan mendukung Joko Widodo mencalonkan diri sebagai presiden kedua pada pemilihan umum presiden Indonesia 2019.
Ia pernah menjabat sebagai Direktur Direktorat Pembinaan Pemilih Muda pada tim pemilu nasional Koalisi Berkaria di Indonesia yang merupakan bagian dari kampanye presiden Joko Widodo-Maruf Amin. Pada Oktober 2019, ia diangkat menjadi Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas prestasinya dalam kampanye Joko Widodo untuk mempertahankan jabatan presidennya. Pasca terbentuknya Kementerian Investasi, ia dilantik menjadi Menteri Investasi pertama Indonesia pada 28 April 2021.