Rumah Modular Dianggap Bisa Kurangi Konsumsi Energi, Ini Penjelasannya

JAKARTA – Model rumah berbahan dasar baja ringan disebut-sebut bisa menjadi solusi perumahan ramah lingkungan dengan mengurangi konsumsi energi bangunan.

“Rumah modern terus mengembangkan solusi praktis untuk ruang dan praktik bangunan berkelanjutan,” kata Beta Paramita, pendiri Sustainable Building Society for Buildings, Cities and Communities (SBCC), dalam keterangannya, Jumat (17/5/2024).

Rumah prefabrikasi adalah rumah dengan struktur unik yang terbuat dari bahan-bahan yang telah dirakit sebelumnya. Membangun rumah modular dilakukan secara berbeda dibandingkan membangun rumah biasa karena blok bangunannya dibuat dari pabrikasi. Langkah yang perlu dilakukan hanyalah merakit bangunan di lokasi, agar tidak ada sampah yang tertinggal.

Penggunaan struktur baja ringan pada rumah modern disebut dapat meningkatkan penghematan energi.

Ketua Asosiasi Rumah Modular Indonesia (ARMI) Nicholas Kesuma mengatakan baja ringan memiliki struktur yang kuat, mudah dan cepat dalam pembuatannya. Unit ini juga mampu meredam dampak panas dan memiliki jejak karbon yang rendah sehingga ramah lingkungan.

“Efek urban heat island juga dapat dikurangi dengan penggunaan atap dan dinding yang dilapisi cat tenaga surya dengan nilai SRI (solar reflectance index) yang tinggi,” kata Nichols.

Selain itu, dia mengatakan, kebutuhan rumah modular dengan struktur baja ringan juga bisa dipenuhi oleh industri baja nasional. Hal ini juga menyebabkan biaya Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) menjadi sangat tinggi dan meningkatkan efisiensi produksi.

“Pada akhirnya, hal ini akan menggerakkan roda perekonomian sejalan dengan tujuan SDGs,” ujarnya.

Untuk itu, pemerintah diharapkan menyiapkan standar nasional Indonesia (SNI) bangunan hunian modern berbahan dasar baja ringan. Pemerintah juga diharapkan melibatkan masyarakat dalam persiapan ini.

Hal ini bertujuan untuk memfasilitasi industri, arsitek dan jasa konstruksi untuk membangun rumah yang memenuhi standar green building dan kebijakan smart building yang ditetapkan pemerintah. Dengan demikian, pencapaian tujuan perumahan nasional dapat segera tercapai, sekaligus mampu mewujudkan kepercayaan hijau dan cerdas yang berkontribusi pada pengurangan gas rumah kaca (GRK).

“Kami berharap dapat memberikan saran dan membantu mempersiapkan prototipe rumah ramah lingkungan dan cerdas,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *