Selamat Hari Pramuka 2024, Berikut Sejarah dan Asal Usulnya

JAKARTA – Setiap tahunnya pada tanggal 14 Agustus, masyarakat Indonesia memperingati Hari Pramuka. Pramuka merupakan salah satu kegiatan yang sering diajarkan mulai dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).

Banyak kegiatan kepramukaan yang menyenangkan dan memberikan kenangan indah bagi anak sekolah. Selain itu kegiatan Pramuka ini sangat bermakna dan terdapat fakta menarik mengenai Hari Pramuka.

Berdasarkan laman resmi Pramuka yang dikutip Rabu (14/08/2024), Pramuka sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Saat itu, pada tahun 1912, sekelompok pramuka yang kemudian menjadi cabang Organisasi Pramuka Belanda (NPO) mulai berlatih di Batavia (nama Jakarta pada masa penjajahan Belanda).

Hingga saat ini Pramuka akhirnya menjadi organisasi yang terus eksis dan mengajak generasi muda untuk mengobarkan semangat pemuda.

Sejarah Pramuka

Pada tahun 1912, dua tahun kemudian, cabang tersebut mendeklarasikan kemerdekaannya dan diberi nama Asosiasi Pramuka Belanda-India (NIPV) atau Asosiasi Pramuka Hindia Timur Belanda. Saat itu, sebagian besar anggota NIPV adalah pramuka asal Belanda. Namun pada tahun 1916, sebuah organisasi kepanduan yang hanya terdiri dari pramuka asli dibentuk.

Pemimpin Keraton Solo Manggunigara VII membentuk Garda Jawa. Sejak itu, organisasi keagamaan, suku, dan kepanduan lainnya bermunculan. Diantaranya adalah Padvinder Muhammadiyah (Hizbul Wathan), Nationale Padvinderij, Syarikat Islam Afdeling Pandu, Pramuka Nasional Indonesia, Indonesia Nationale Padvinders Organisatie, Pandu Indonesia, Padvinders Organisatie Pasundan, Pandu Kesultanan, El-Hilaal, Pandu Ansor, Al Wathoni, Triman Darma ), Pramuka Dasar Katolik Indonesia dan Pramuka AD Indonesia.

Pramuka di Hindia Belanda ternyata cukup baik. Hal ini pun menarik perhatian Lord Baden-Powell, bapak kepanduan dunia. Ia, istrinya Lady Baden-Powell dan anak-anaknya mengunjungi organisasi Pramuka di Batavia, Semarang dan Surabaya pada awal Desember 1934. India-Belanda juga berpartisipasi dalam Jambore Kepanduan Dunia.

Jika Jambore Dunia di Hongaria tahun 1933 hanya sebatas delegasi kecil yang mengunjungi peristiwa megah tersebut, maka pada Jambore Dunia di Belanda tahun 1937 Pramuka Hindia Belanda yang beranggotakan Pramuka asal Belanda juga ikut serta. Masyarakat pribumi khususnya masyarakat Batavia dan Bandung, kemudian masyarakat Pandu Manggunigaland, masyarakat Ambon, dan sebagian masyarakat Pandu asal Tionghoa dan Arab.

Pramuka Indonesia

Perkemahan dan pertemuan pramuka juga diadakan di banyak tempat. Acara lainnya antara lain adalah Jambore Seluruh Indonesia atau “Perkemahan Pramuka Oemoem Indonesia” yang diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 hingga 23 Juli 1941. Pada tanggal 27-29 Desember 1945 diadakan Konferensi Persatuan Pramuka Indonesia di Solo.

Berkat konferensi ini, Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepanduan di Indonesia. Namun ketika Belanda kembali melakukan invasi pada tahun 1948, masyarakat Panda dilarang menetap di wilayah yang sudah dikuasai Belanda. Hal ini menyebabkan terbentuknya organisasi lain seperti Pramuka Indonesia (KPI), Pramuka Indonesia (PPI) dan Pramuka Muda Indonesia (KIM). Dalam perkembangannya, Pramuka di Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi yang seluruhnya tergabung dalam Persatuan Pramuka Indonesia (Perkindo).

Namun jumlah perkumpulan Pramuka Indonesia tidak berbanding lurus dengan jumlah anggota perkumpulan. Ditambah lagi kesadaran kelas yang tinggi membuat Perkindo terkesan lemah. Untuk mencegah hal tersebut terjadi, Presiden Sukarno bersama Sultan Pandu Agong Hameng Kubuwono IX saat itu menginisiasi penggabungan berbagai organisasi kepanduan menjadi satu wadah.

Pandangan tersebut pertama kali diungkapkan Presiden Sukarno pada awal Oktober 1959 saat mengunjungi kamp Persatuan Pramuwisata Indonesia di desa Chipudasemangji, Tangerang. Belakangan, Presiden juga memanggil perwakilan dan pimpinan gerakan pramuka Indonesia. Semua organisasi pramuka yang ada digabung menjadi satu yang disebut “Pramuka”.

Presiden menunjuk panitia yang terdiri dari Sultan Hamonka Buwono IX, Prihono, Azis Saleh, Ahmadi, dan Murjadi Jojo Matono. Pramuka dimulai sebagai serangkaian acara yang saling berhubungan. Pada tanggal 9 Maret 1961, nama Pramukka resmi diumumkan dan menjadi hari olahraga menembak pramuka. Pada tanggal 20 Mei 1961 diumumkan Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Pada tanggal 20 Juli 1961, wakil Organisasi Pramuka Indonesia di Istana Olah Raga Senayan mengeluarkan pernyataan yang meminta agar digabung menjadi Gerakan Pramuka. Itulah sebabnya hari ini disebut Hari Janji Pramuka. Kemudian pada tanggal 14 Agustus 1961, Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada masyarakat luas dalam sebuah upacara di Istana Negara.

Ditandai dengan penyerahan bendera Gerakan Pramuka oleh Presiden Sukarno kepada Sri Sultan Hamonka Buwono IX, Ketua Daerah pertama Gerakan Pramuka Nasional.

Sultan Hamung Kubuwono IX kemudian menyerahkan bendera tersebut kepada parade pramuka di Jakarta, yang kemudian menyebarkannya ke seluruh kota. Tanggal 14 Agustus dikenal sebagai Hari Pramuka dan diperingati setiap tahun oleh semua Pramuka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *