JAKARTA – Pejabat pemerintah Thailand bisa bernapas lega menyusul kerja sama polisi dengan Polri menyusul penangkapan Chawlit Thongdwan alias Sulaiman. Penangkapan Chawalit merupakan angin segar bagi Thailand setelah negara tersebut terpuruk karena kurangnya kepercayaan dari masyarakatnya sendiri.
Sekretaris Jenderal Badan Pengawas Narkoba Paul LT Fanurat Lokbun mengucapkan terima kasih kepada Polri atas penangkapan tersebut.
Ya, saya mendapat tugas dari Kementerian Thailand (mewakili). Dia seperti dikutip Mabes Polri, Phanorat, Senin (3/6/2024), kata Mabes Polri, Chaolit Tongdong telah ditangkap.”
Phanorat Thailand menyebut penangkapan Chawlit Thongdwan penting karena berkaitan dengan kepercayaan masyarakat. Karena penyimpangan kelas satu Thailand yang dilakukan Chawlit telah membingungkan orang.
Chawlit Thongdwan terdaftar sebagai pelanggar narkoba. Namun, dia berhasil melarikan diri setelah membunuh petugas penegak hukum.
“Masih ada 222 hari lagi hingga hari ini (kaburnya Chawlit Thongdwan). Masalah ini telah membuat masyarakat kehilangan kepercayaan terhadap kerja polisi yang sungguh sulit dipercaya. Polisi Thailand telah menangkap pria ini.”
Fanurat juga menekankan pentingnya kerja sama internasional untuk memberantas perdagangan narkoba yang merupakan kejahatan internasional.
“Permasalahan narkoba merupakan permasalahan yang kita hadapi di negara lain. Kami berterima kasih kepada Kapolri yang telah membantu kami menangkap tersangka ini,” ujarnya.
Sekadar informasi, Chauwalit Tongdung terletak di sebuah apartemen di Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Setelah itu, Polri akan melanjutkan ekstradisi atau pemulangan tersangka buronan Chawlit Thondwan ke Thailand.
Dia ditangkap karena mengeluarkan Red Notice Interpol yang diminta oleh polisi Thailand atas serangkaian catatan kriminal dari Chawalit Thongdong.
Selama persidangannya di Pengadilan Fatalong, Chaolit Tongdong dijatuhi hukuman 20 tahun enam bulan penjara pada Januari 2022. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena berkonspirasi dengan empat orang lainnya untuk membunuh seorang asisten pengadilan.
Chawlit kemudian dipindahkan ke penjara Nakhon Si Tamrat. Dia jatuh sakit di penjara dan dibawa ke Rumah Sakit Maharaj Nakhon Si Tamrat. Namun, dia kabur pada 22 Oktober 2023.
Polisi kemudian membawa Chawlit ke tempat persembunyiannya di Perbukitan Bantad di Trang pada 8 November. Terjadi baku tembak dalam pertemuan tersebut hingga ia kembali berhasil melarikan diri dan akhirnya tiba di Indonesia pada Desember 2023.