Siap Perang Kapan Pun, Israel Nyaris Ambil Keputusan Lakukan Serangan di Perbatasan Lebanon

LEBANON – Israel pada Selasa (4/6/2024) menyatakan siap melancarkan serangan di sepanjang perbatasan utara Lebanon dan hampir mengambil keputusan.

Hal ini dilakukan ketika gerakan Hizbullah mengatakan mereka tidak berusaha memperluas konflik namun siap berperang dalam perang apa pun yang ditujukan untuk melawannya.

Kepala Staf Umum Angkatan Darat Israel, Gerzi Halevi, mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) bersiap melancarkan serangan di utara negara itu.

“Kami sedang mempersiapkan diri setelah pelatihan yang sangat baik di tingkat pelatihan Staf Umum untuk melancarkan serangan di utara,” katanya dalam rekaman pernyataan yang dikutip Reuters.

“Kami semakin dekat dengan keputusan,” lanjutnya.

Konflik antara Hizbullah dan Israel, yang sejalan dengan perang di Gaza, telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, menambah kekhawatiran bahwa konfrontasi yang lebih luas dapat terjadi antara kedua musuh yang bersenjata lengkap tersebut.

Pertempuran antara Israel dan Hizbullah adalah yang terberat sejak perang dimulai pada tahun 2006, memaksa puluhan ribu orang di kedua sisi perbatasan meninggalkan rumah mereka.

Hizbullah, sekutu kelompok militan Palestina Hamas, mengatakan pihaknya menyerang Israel untuk mendukung warga Palestina yang dibombardir Israel di Gaza. Mereka sebelumnya menyatakan akan mengumumkan gencatan senjata jika serangan Israel di Gaza berhenti.

Wakil pemimpin Hizbullah, Sheikh Naim Qassem, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa keputusan kelompok tersebut bukanlah untuk memperluas perang, namun akan berperang jika perang dipaksakan. Kassem mengatakan front Lebanon tidak akan berhenti sampai perang di Gaza selesai.

Israel diketahui telah banyak berperang di Lebanon.

Sementara itu, juru bicara pemerintah Israel David Menser mengatakan pertempuran di wilayah tersebut tidak berlanjut dan menambahkan bahwa Israel berkomitmen untuk memastikan kembalinya puluhan ribu warga Israel yang dievakuasi dari utara.

“Hizbullah memutuskan apakah hal itu dapat dicapai melalui cara diplomatik atau melalui kekerasan,” katanya.

“Kami membela negara ini, dan tanggapan kami seharusnya tidak mengejutkan siapa pun,” lanjutnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *