Dinas Pendidikan (Disdik) Jawa Timur memastikan kasus dugaan penganiayaan terhadap siswa yang dilakukan guru SMKN 12 Kota Malang telah diselesaikan secara damai. Kedua belah pihak, termasuk guru berinisial AK dan siswa berinisial R, serta pihak keluarga bertemu sebanyak tiga kali selama proses mediasi.
Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jatim, Aries Agung Paewai mengungkapkan, timnya sempat bersentuhan langsung dengan keluarga siswa berinisial R dan guru agama Islam berinisial AK. Hasil laporan kedua belah pihak sangat mirip sebelum kejadian yang terekam kamera ponsel seorang pelajar.
“Kami mengumpulkan data dan informasi dari pihak sekolah sendiri, dari kepala sekolah, dari kepala dinas pelayanan daerah kota Malang dan Batu, serta kepala dinas SMK. Semua datanya kita buat, kita kumpulkan orang tua dan siswa serta guru dan ustadz agama Islam, yang terjadi sesuai video yang beredar,” kata Aries Agung Paewai usai intervensi di SMKN 12 Kota Malang, Senin (05/08/) 2024).
Hasil mediasi menegaskan adanya kesepakatan damai. Siswa berinisial R dan keluarganya pun meminta maaf kepada guru berinisial AK dan mengakui kesalahannya, selanjutnya permintaan maaf dan pengakuan atas kesalahan tersebut disampaikan AK kepada siswa tersebut dan R serta keluarganya.
“Guru ini mengaku salah, tindakan yang dilakukannya di luar aturan sehingga berdampak pada muridnya sebagai guru,” kata pria yang juga menjabat Pj Wali Kota (Pj Walkot) Batu itu.
Owen mendesak agar kedua belah pihak membuat pernyataan perdamaian, keduanya meminta maaf dan menandatangani surat bermaterai. Ia menegaskan, akan menindak siapapun di lingkungan dinas dan lembaga pendidikan Jawa Timur, baik guru, siswa, maupun pihak lain yang terlibat dalam aksi pelecehan dan intimidasi.
“Terjadi rekonsiliasi yang sangat baik dan Alhamdulillah mereka semua sepakat untuk tidak saling tuduh dan guru mengakui (kesalahannya),” ujarnya.
“Kami berjanji tidak akan terjadi kekerasan atau penganiayaan di lingkungan sekolah, baik yang dilakukan oleh siswa maupun antara guru dan siswa, dan orang tua melaporkan bahwa kejadian tersebut sudah dimaafkan,” ujarnya. dia menyimpulkan.
Sebelumnya diberitakan, seorang siswa SMK di Kota Malang diduga diserang oleh seorang guru di ruang kelas pada Rabu (31/07/2024) saat belajar Islam usai istirahat kedua. Peristiwa tersebut terungkap setelah video klip momen perundungan di dalam kelas viral di media sosial.
Saat itu, siswa berinisial R itu dihukum karena berdiri di depan kelas karena terlambat masuk. Namun ketika dihukum, ia curiga siswa tersebut berperilaku buruk sehingga membuat marah gurunya.
Pernyataan mahasiswa yang mengaku tidak membawa ponsel, namun ditemukan di saku, disebut turut andil dalam hal tersebut. Akibatnya, ada dugaan penganiayaan yang dilakukan seorang guru Muslim berinisial AK.