STIP Diminta Kooperatif Ungkap Tuntas Kasus Kematian Taruna agar Tak Terulang Lagi

JAKARTA – Almarhum Putu Satria Ananta Rustika (19) yang merupakan taruna tahun pertama Institut Ilmu Pelayaran (STIP) di Cilincing, Jakarta Utara, dibunuh oleh seorang siswa SMA Keluarga meminta STIP bekerja sama dengan pihak kepolisian dengan harapan agar kasus serupa terungkap ke publik agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Sejauh ini polisi baru menetapkan satu tersangka berinisial TRS (21). Namun keluarga korban mencurigai pelaku lebih dari satu. Keluarga korban meminta STIP tidak melindungi pelaku.

“Saya harap STIP bisa membantu, saya sudah menghubungi pihak STIP sebelumnya, saya tanya, tidak ada kematian mendadak (CCTV), tidak ada human error, semuanya jelas. Saksinya orang biasa, mohon bantuannya, pak yang mungkin tahu, jangan. t Lakukan ini. “Tolong lindungi dia, saya yakin dia bisa melakukannya,” kata Tumbur Aritonang, pengacara keluarga korban, kepada wartawan, Sabtu (4 Mei 2024).

Baca juga:

Ia menilai para saksi, khususnya peserta pelatihan, yang ingin mengetahui dugaan pelecehan yang dilakukan Putu tidak boleh menyembunyikan fakta tersebut. Mereka perlu dilindungi agar mau dan tidak takut memberikan bukti kepada polisi.

Ia mengatakan, sejauh ini berdasarkan komunikasi pihak keluarga dengan STIP, STIP memang memberikan rekaman CCTV lokasi kejadian kepada polisi. Sejauh ini, polisi telah memanggil puluhan orang untuk dimintai keterangan dalam kasus tersebut, namun belum diketahui motif pelecehan tersebut.

“Kami tanya ke penyidik ​​yang hadir, katanya sudah dipanggil sekitar 40 orang, mungkin situasinya akan berkembang lebih jauh. Saat ini motifnya masih senioritas, tapi apakah murni senioritas atau intimidasi, atau ada motif lain. , seperti balas dendam atau Anda Pertanyaan? “Mungkin ini yang harus kita jaga bersama,” ujarnya.

Sedangkan untuk mengejar STIP, pihak keluarga tak banyak berpikir dan tetap fokus membuang jenazah korban. Mereka juga berharap kasus seperti yang dialami korban tidak terulang kembali, terutama di lingkungan sekolah.

“Belum, pihak keluarga masih memikirkan pemakaman almarhum. Jadi kalau STIP profesional dan ikhlas membantu menyelesaikan masalah ini, saya rasa pihak keluarga tidak akan berhenti sampai disitu (meminta),” ujarnya.

“Almarhum tidak dikirim ke STIP karena hal seperti ini, sehingga sangat disayangkan jika mengetahui hal tersebut, mungkin dia tidak akan bergabung dengan STIP. Kami juga menyayangkan hal seperti ini terjadi di lingkungan pendidikan dan berharap agar tidak terjadi apa-apa, pihak kampus kembali datang untuk menyampaikan belasungkawa, jelasnya: “Kita tunggu saja tindakan selanjutnya apa yang akan diambil mengenai hal ini, apa tanggung jawabnya, sejauh mana tanggung jawabnya. , apa penilaiannya. “

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *