Strategi Membangun Ketertarikan Publik dalam Media Sosial TikTok Menggunakan Komunikasi Antar Budaya.

Ketertarikan manusia terhadap media baru berarti bahwa saat ini kita harus bergerak dinamis mengikuti perkembangan zaman.

Sebagaimana dikutip dalam laporan We Are Social, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia akan mencapai 139 juta pada Januari 2024. Angka tersebut setara dengan 49,9% populasi negara tersebut.

Salah satu media sosial yang aktif digunakan adalah media sosial Tik Tok. Hingga Oktober 2023, Indonesia menduduki peringkat kedua pengguna media sosial TikTok dengan 106,52 juta pengguna.

Pada Januari 2024, TikTok masih menjadi media pilihan penggunanya dengan menempati posisi keempat dengan persentase 73,5%.

Kepopuleran TikTok menimbulkan fenomena dimana banyak orang ingin berlomba-lomba menjadi terkenal, sayangnya keinginan tersebut tidak berbanding lurus dengan skill penggunanya.

Oleh karena itu, masih banyak pengguna TikTok yang gagal mendapatkan engagement atau minat dari pengikutnya, banyak konten yang gagal mendapatkan minat dari pengikutnya, dan banyak streamer yang gagal mendapatkan penonton (Fyp).

Hal tersebut menuntut penulis untuk memberikan strategi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap media sosial TikTok. Melalui pendekatan gaya komunikasi antarbudaya yang dipelopori oleh William Gudikunst (1983).

William Gudikunst mengembangkan beberapa aspek penting gaya komunikasi antarbudaya yang dikenal sebagai teori kecemasan dan ketidakpastian. Berikut beberapa aspek utama gaya komunikasi antarbudaya menurut Gudykunst:

1. Kecemasan dan ketidakpastian

Saat berkomunikasi dengan orang-orang dari budaya berbeda, orang sering kali mengalami kecemasan dan ketidakpastian. Gudykunst menekankan pentingnya mengurangi kecemasan dan ketidakpastian ini guna meningkatkan efektivitas komunikasi.

2. Penyaringan konseptual

Proses komunikasi dipengaruhi oleh banyak filter konseptual, termasuk faktor sosiokultural, psikokultural, dan lingkungan. Filter ini memengaruhi cara pesan dikodekan dan diinterpretasikan.

3. Pengkodean pesan dan pengkodean terbalik

Dalam model komunikasi Gudykunst, pengkodean dan penguraian pesan merupakan proses interaktif yang sangat dipengaruhi oleh filter konseptual ini.

4. Kemampuan beradaptasi dan fleksibilitas

Gudikunst juga menekankan pentingnya adaptasi dan fleksibilitas dalam komunikasi antarbudaya. Artinya kita harus bersedia menyesuaikan gaya komunikasi kita dengan konteks budaya yang berbeda.

Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, kita dapat menghubungkannya dengan strategi komunikasi untuk menarik minat audiens terhadap TikTok.

Berikut strategi yang harus Anda coba:

1. Kenali audiens Anda

Pahami latar belakang budaya, bahasa, dan kebiasaan audiens Anda. Hal ini membantu Anda mengurangi kecemasan dan ketidakpastian sehingga Anda dapat menyesuaikan konten Anda agar lebih relevan dan menarik bagi mereka.

2. Gunakan bahasa yang berbeda sebagai filter konseptual

Jika pemilik akun menguasai lebih dari satu bahasa, coba gunakan bahasa tersebut dalam konten dan streaming Anda. Hal ini membuat penonton dari latar belakang budaya yang berbeda merasa lebih terhubung.

3. Konten edukasi tentang kebudayaan

Buatlah konten yang mengedukasi tentang budaya yang berbeda sehingga konten Anda menarik. Misalnya, Anda bisa berdiskusi tentang tradisi, makanan, pakaian atau tarian dari berbagai daerah/negara. Konten jenis ini tidak hanya menarik tetapi juga memberikan nilai bagi penontonnya.

4. Kolaborasi dengan pencipta dari budaya lain

Bekerja sama dengan pembuat konten dari latar belakang budaya berbeda dapat memudahkan Anda beradaptasi dengan budaya tersebut, memperkaya wawasan konten Anda, dan menarik pemirsa baru. Kolaborasi ini juga menunjukkan bahwa Anda menghargai dan merayakan keberagaman budaya.

5. Interaksi aktif

Selalu berinteraksi dengan audiens Anda, tanggapi komentar mereka, ajukan pertanyaan, dan hargai mereka. Interaksi aktif dapat membangun komunitas yang kuat dan loyal.

6. Gunakan berbagai musik dan efek visual

Musik dan visual dari berbagai budaya menambah daya tarik streaming Anda. Pastikan untuk memilih musik dan pengaruh yang sesuai dan menghormati budaya sumber.

Dengan menerapkan strategi ini, Anda dapat memanfaatkan minat publik yang luas dan beragam terhadap pembuatan konten dan live streaming di TikTok. yang beruntung

Pengarang:

Fajrin Satriyani Komariah

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi, FISIP, UPN Veteran Jakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *