Ternyata Alasan Ratu Shima Berani Potong Kaki Anaknya Gara-gara Menyentuh Benda Terlarang Ini

JAKARTA – Yang jelas membuat Ratu Shima berani mengamputasi kaki anaknya karena melakukan perbuatan terlarang. Alasannya adalah pada masa ratu, peraturan lemah di tingkat bawah dan tidak terlihat di tingkat atas.

Hukum berlaku untuk semua orang, keluarga Ratu, hingga Yang Mulia. Ratu memiliki kebijakan yang ketat dan adil dalam menghukum siapa pun yang melakukan kejahatan. Salah satunya adalah putranya yang terbunuh. Apa alasannya?

Nampaknya Ratu Shima berani memotong kaki putranya karena melakukan sesuatu yang terlarang karena kesetiaannya pada kerajaan Kalijangga.

Hal ini bermula ketika Raja Ta-che ingin mengetahui mengapa kerajaan Kalinga yang terkenal setianya bisa sampai ke Tiongkok yang jauh dari Pulau Jawa.

Pada suatu ketika, sang raja ingin menunjukkan diri dengan mengutus seorang utusan untuk secara diam-diam meletakkan sebuah pot berisi emas di tengah jalan dekat pasar utama. Dalam hitungan hari, bulan, tahun, konon pot emas tersebut tetap bertahan tiga tahun. Tidak ada yang berani menyentuhnya, apalagi membuka dan memindahkannya.

Suatu hari, ketika putra ratu agung, Jay Shima, sedang berjalan-jalan di pasar, dia secara tidak sengaja menyentuh pot emas. Salah satu pejabat delegasi melihat apa yang terjadi dan segera memberitahu raja.

Setelah menerima pernyataan tersebut, Ratu Jay Shima menjatuhkan hukuman mati kepada pelakunya, tak lain adalah putranya sendiri. Banyak gubernur kerajaan yang tidak menerima keputusan Retu Jay Shima. Mereka memprioritaskan melindungi sang pangeran.

Pembelaan mereka adalah putra mahkota secara tidak sengaja menyentuh pot emas itu dengan kakinya. Jadi baiknya kakinya diamputasi saja, tidak perlu hukuman mati karena tidak ada gunanya.

Setelah berdiskusi panjang lebar, Ratu Jay Shima akhirnya menerima perlindungan gubernur. Putra mahkota hanya divonis memotong jari yang memegang pot berisi emas tersebut.

Akhirnya utusan Raja Ta-che kembali ke Tiongkok setelah melihat keberanian Ratu Jay Shima yang akan menghukum putranya setelah melakukan kesalahan. Selain itu, utusan tersebut juga memberi tahu Raja Ta-che tentang kesetiaan masyarakat Holing atau Kalinga, yang jarang terjadi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *