SURABAYA – PBSI kedatangan Ketua Umum (Ketum) baru periode 2024-2028, Mohamed Fadil Imran. Ia siap menjabat sebagai Ketum baru dan menegaskan PBSI di bawahnya siap menerima kritik dan kritik dari para pecinta bulu tangkis Tanah Air.
PBSI belakangan ini diketahui menuai kontroversi di bawah kepemimpinan Agung Firman Sampurna. Turunnya performa di beberapa ajang besar seperti Olimpiade 2024 sempat membuat geram para pecinta bulutangkis.
Kritik keras terhadap kompetensi administratif PBSI kerap disuarakan masyarakat melalui media sosial. Namun sepertinya mereka belum pernah mendengarnya.
Kini, Fadil Imran yang terpilih menjadi Dirjen PP PBSI 2024-2028 menegaskan pihaknya akan sangat terbuka terhadap kritik dan masukan dari masyarakat. Katanya, vitamin PBSI ini akan dinikmati setiap hari.
Kritik dan analisa terhadap vitamin kedepannya akan dimanfaatkan dengan penuh pengertian dan kebahagiaan oleh seluruh sahabat PBSI Pusat, kata Fadil dalam petikan rilis PBSI, Senin (12/8/2024).
Sebagai informasi, Fadil resmi terpilih menjadi Dirjen PP PBSI pada Sabtu (10/8/2024) pada Musyawarah Nasional (Munas) PBSI yang digelar pada 9-11 Agustus di Hotel Imperial Palace, Surabaya. Ia terpilih sebagai calon tunggal.
Untuk menata pemerintahan, Fadil akan dibantu empat anggota komposisi. Mereka adalah Alex Tirta (Ketua Wilayah PBSI DKI Jakarta), Udanegara (D. Yogyakarta), Suharto (Bengkulu), dan Tony Wahyudi (Jawa Timur). Tim perancang diberi waktu satu bulan untuk mempersiapkan kepengurusan PP PBSI 2024-2028.
Fadil juga mengatakan, sebagai Ketua Umum PP PBSI, ia menjadikan bulu tangkis sebagai kebanggaan masyarakat Indonesia. Sedangkan misi Fadil untuk mewujudkan visi tersebut ada tiga.
Pertama adalah perubahan rekrutmen dan pengembangan pemain. Kedua, peningkatan operasional, industri olahraga dan manajemen seni, serta peningkatan komunikasi dan keterlibatan masyarakat.
Terima kasih kepada peserta Munas, penonton, panitia dan media yang mendukung suksesnya Munas PBSI 2024. Semoga perjuangan kita untuk Indonesia diberkahi, kata Fadil.
