The Lantis Menjelajahi Nuansa Retro dengan Sentuhan Modern

JAKARTA – Lantis hadir bak angin segar di belantika musik indie Tanah Air. Band asal Jakarta Selatan ini membawa suasana retro dan nostalgia era 60an. Terinspirasi dari legenda musik The Beatles, The Lantis menghadirkan lagu-lagu klasik dengan sentuhan modern yang membawa kembali kenangan indah bagi pecinta musik zaman dulu.

Lantis adalah band beranggotakan empat orang. Band indie asal Jakarta Selatan ini debut pada tahun 2020. Terbentuk pada tahun 2019, The Lantis beranggotakan Giri Rivand (bass dan vokal), Ravi Rinaldi (gitar dan vokal), Rifki Dzaki Fauzan (gitar) dan Risyad Fabrian (drum).

Giri Rivandi, pelantun The Lantis, mengaku mengagumi The Beatles sejak kecil. Dan ini adalah salah satu faktor terpenting ketika mereka memulai karir di industri musik.

“Saya mulai mendengarkan The Beatles di sekolah menengah karena saya mendengarkan ‘All My Loving’ pada saat itu dan saya menyukainya dan itu menjadi lagu yang ‘dapat dicetak’ dalam lagu-lagu saya,” kata Geary.

The Lantis tidak hanya terinspirasi dari musik The Beatles, tetapi juga dari pakaian dan penampilan mereka. Band Lantis kerap tampil dengan gaya retro yang membangkitkan kenangan era 60an.

“Sebenarnya konsepnya juga bernuansa vintage dan retro dan lebih berorientasi pada tahun 60an, karena kami juga suka mendengarkan lagu-lagu era itu, kami ingin memperhatikan gaya berpakaian mereka dan menjadi panutan dalam dressing point. dari pandangan. Dan kebetulan ketika kami mulai menulis lagu yang lebih condong ke arah suara vintage, dan lagunya bagus dan kami merilis satu album, itulah getarannya, dan itu masih membawakan musik yang kami mainkan hingga hari ini. “- kata Giri.

“Mungkin beda banget, kayak beda bumbu. Kami mengambil prinsip “kebebasan berekspresi” seperti The Beatles dan membuat versi kami sendiri, dan itu menjadi milik The Lantis sendiri. Kata Ravi dan Giri

Lantis berusaha untuk membawa musiknya ke lebih banyak orang. Mereka ingin menjangkau pecinta musik dari berbagai generasi dan menunjukkan bahwa musik retro masih relevan di zaman modern.

Keunikan band indie The Lantis berhasil menarik perhatian banyak pendengar khususnya pecinta musik indie dan retro. Lagu-lagu mereka sering diputar di stasiun radio dan platform musik online. Lantis juga aktif tampil di berbagai acara musik baik di Jakarta maupun di berbagai kota di Indonesia.

Proyek Lantis berikutnya tahun ini adalah mempromosikan album terbaru mereka yang baru saja dirilis. Album terbaru ini merupakan pencapaian terbesar semenjak boomingnya single Lampu Merah dan diharapkan album Pancarona ini dapat sukses kedepannya.

“Kami ingin mempromosikan album kedua kami Pancarona yang keluar pada tanggal 15 Maret 2024, dan jika memungkinkan tentunya kami akan tampil di acara-acara yang keren, dan dengan cara yang sama kami akan mempromosikannya melalui radio, televisi, media dan musik. festival. . dan ini adalah pencapaian yang nyata. Dan rencana kami adalah menjadi lebih terkenal, didengarkan lebih banyak, dan merilis lagu-lagu yang lebih keren lagi.”

Lantis dengan musiknya yang unik dan penuh nostalgia menjadi bukti bahwa musik klasik tidak pernah ketinggalan zaman. Kehadiran mereka di belantika musik Tanah Air membawa angin segar dan menunjukkan bahwa musik retro masih memiliki ruang untuk berkembang dan populer di kalangan generasi muda.

 BACA JUGA:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *