Timnas Italia vs Albania: Gli Azzurri Diunggulkan Menang, Ini Alasan Luciano Spalletti Tetap Waspadai Kuqezinjte

Pelatih Italia Luciano Spalletti mengaku mewaspadai lawannya Albania pada awal Euro 2024 di Grup B. Karena ini Liga Italia, mereka tahu gaya permainan timnya.

Italia tergabung dalam Grup B Piala Eropa 2024 bersama Spanyol, Kroasia, dan Albania.

Gli Azzurri, begitu mereka dikenal di Italia, memulai musim mereka melawan Albania, tim terlemah di Grup B di atas kertas. Namun, tim asuhan Silvinho harus sangat berhati-hati, terutama melawan tim seperti Federico Chiesa.

Pasalnya, sudah lebih dari 10 pemain Kukesinjte, julukan timnas Albania, pernah bermain di Liga Italia sehingga mengetahui gaya permainan Italia. Mereka adalah Etrit Berisha (Empoli), Elhan Kastrati (Citadella), Elsayed Hisaj (Lazio), Berat Jimsiti (Atalanta), Ardian Ismaili (Empoli), Marash Kumbulla (Sassuolo), Nedim Bajrami (Sassuolo), Ylber Ramadani (Lecce). Cristian Aslani (Inter Milan), Medon Berisha (Lecce).

Spalletti pun tak menampik bahwa Albania merupakan lawan yang patut diwaspadai. Ia tahu dirinya dan Armando Broja akan mempersulit timnya menjuarai Piala Eropa 2024.

“Bagi saya pribadi, ada banyak emosi, tetapi seiring berjalannya waktu, emosi itu berkembang menjadi perasaan bahagia, bukan ketegangan, yang merupakan perasaan yang luar biasa. “Karena ini adalah tempat yang bagus untuk memainkan pertandingan hebat,” kata Spalletti seperti dilansir Football Italia, Jumat (14 Juni 2024).

“Kompetisinya sendiri sulit. Saya setuju bahwa Slivinho telah melakukan tugasnya dengan baik dalam membangun tim ini. Mereka menghadapi pemain kelas atas yang mengetahui gaya sepak bola kami dengan sangat baik dan mereka telah menunjukkannya di liga kami. Ini akan menjadi pertandingan yang sulit.” tutupnya.

Meski demikian, Spalletti menegaskan Jorginho dan rekan-rekannya adalah pahlawan sebagai bagian dari raksasa. Artinya, mereka terlindungi dari tekanan besar Euro 2024 dan tidak takut menantang siapa pun.

“Kami harus mengatakan bahwa kami telah mewujudkan impian setiap orang Italia yang, sebagai seorang anak, pulang larut malam dengan bola di tangan dan wajah lelah, berkeringat, dan lutut tergores. Kami adalah pahlawan, raksasa, dan itu artinya kami memakai jersey tim tanpa print di turnamen ini. “Juara dan pahlawan tidak takut bermain sepak bola,” pungkas mantan pelatih Napoli itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *