UNS Adakan Pelatihan Bahasa Isyarat Tingkat Dasar

JAKARTA – Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta selenggarakan Mata Kuliah Pengantar. Proyek ini merupakan kerjasama antara Pusat Ketidakmampuan Belajar (PSD), Sekolah Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Badan Pimpinan Mahasiswa (BEM), dan Rumah Belajar Bahasa Indonesia (Pusbisindo) Jawa Tengah.

Pembukaan workshop berlangsung di Gedung Haris Mudjiman LPPM/LPPMP UNS. Workshop ini melibatkan 5 kelompok belajar (rombel) dengan jumlah pertemuan setiap kelompok sebanyak 12 kali pertemuan.

Sesi pertama dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2024. Sesi ini diikuti oleh dua kelompok yaitu Komite Staf Akademik (Tendik) dan Komite Mahasiswa. Setiap kelompok terdiri dari 20 peserta pelatihan.

Plt. Wakil Presiden Bidang Umum dan Sumber Daya Manusia (SDM) UNS, Prof. dr. E.Muhtar, S.Pd., M.Si., CFrA. segera buka pelatihan ini. Ia bersama Direktur LPPM UNS, Prof. dr. Fitria Rahmawati, S.Si., M.Si., dan Direktur PSD LPPM UNS, Prof. dr. Munawir Yusuf, M.Psi.

Penyedia layanan kami memberikan informasi pada hari pertama pelatihan. Prof. Munawir Yusuf menjadi pembicara pertama dengan topik “Kebijakan Universitas Sebelas Maret dalam Penerimaan dan Pengelolaan Mahasiswa Disabilitas”. Arsy Anggrellanggi, M.Pd., yang merupakan dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pembelajaran (FKIP) UNS menjadi pembicara selanjutnya dengan topik “Tingkat Pengetahuan Interpreter Translation (JBI) dan Kebutuhan Pasar JBI serta Indonesia”. Aprilian Bima Purnanta, S.Sn., selaku pendamping Pusbisindo Jawa Tengah sebagai pemateri terakhir membawakan topik “Orientasi Pusbisindo”.

Prof. Munawir yang juga Direktur Program Pelatihan Bahasa Isyarat Tingkat Dasar UNS dalam sambutannya mengatakan, tenaga kependidikan dan mahasiswa mempunyai peran penting dalam pendidikan universitas. Bagi mahasiswa dan tenaga keamanan di lingkungan UNS, pelatihan ini akan memudahkan komunikasi untuk memberikan dukungan dan informasi. Sementara bagi mahasiswa UNS, pelatihan ini dapat menjadikan mereka kompeten dalam berperan sebagai mitra pengajar.

Harapannya, ketika siswa tuna rungu bertemu dan bertanya kepada satpam, mereka bisa menjelaskan. Guru-guru yang bertugas sering menangani siswa (penyandang disabilitas),” kata Prof Munavir.

Prof. Dalam sambutannya Fitria menyampaikan bahwa PSD UNS merupakan lingkungan belajar yang sangat aktif. Pelatihan ini merupakan wujud nyata kontribusi PSD terhadap komitmen UNS sebagai universitas inklusif. Kontribusi lainnya terlihat ketika UNS menerima Penghargaan Inklusif dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI pada tahun 2012 dengan merilis metrik inklusif dan UNS menjadi No. untuk siswa penyandang disabilitas.

“Kami sangat mendukung proyek PSD UNS. Salah satu workshop ini sangat diminati,” kata Prof Fitria.

Prof. Muhtar selaku pimpinan UNS berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakat yang bergabung di UNS. Pelayanan terbaik adalah etos kerja UNS. Semakin banyak pendidikan yang bisa berbahasa, maka semakin setara pula pelayanan yang bisa diberikan UNS kepada semua pihak.

Dikatakannya, “Kita perlu punya landasan yang kuat untuk bisa bekerja sebaik-baiknya. Makanya ada orang-orang yang bekerja di bidang pendidikan bahasa. Harapannya, siswa bisa bersama teman-temannya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *