Konon Kerajaan Singasari merupakan kerajaan besar yang diperintah oleh Kertanagara. Kertanagara merupakan seorang raja pada masa pemerintahannya yang mampu menyatukan dua agama yaitu Hindu Siwa dan Tantrayana Budha.
Dalam kitab Parathon, Kertanagara dikenal dengan sebutan Bhatara Siwa Buddha. Sedangkan di Nagarakretagama, Kertanagara yang menyatukan kedua agama tersebut mengambil nama Sri Jnanabajresvara. Menurut cerita yang terekam dalam balada, Kertanagara yang mengaku tidak bersalah biasa melakukan ritual keagamaan dan meminum minuman beralkohol.
“Satu-satunya bukti sejarah bahwa Kertanagara ada dalam konteks Siwa-Buddha adalah patung Jina Mahakshobhya (Buddha) di Taman Apsari, Surabaya.” Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Jawa”.
Mantan baron warga Surabaya A. Ch. De Salis pada tahun 1817. Monumen yang dikenal dengan nama Jaka Dolog ini terletak di bekas gubuk Gaja. Kertanagara adalah salah satu raja besar Singasari.
Dia memprakarsai penyatuan pulau-pulau. Gagasan ini mulai membuahkan hasil pada tahun 1275 M ketika Kertanagara berkuasa dan memperluas wilayahnya hingga ke luar Singasari.
Guna mendukung pelaksanaan pemekaran wilayah, Kertanagara mengirimkan prajurit Singasari untuk menaklukkan kerajaan Sriwijaya. Ekspedisi Singasari ke Sriwijaya kemudian dikenal dengan ekspedisi Pamalayu. Apalagi kekuasaan Kertanagara sampai ke kerajaan Champa setelah ia menggantikan adiknya menikah dengan raja Champa.
Upaya perluasan wilayah Kertanagara bisa dikatakan gagal. Pada masa pemerintahannya, Singhasari mampu menguasai banyak pulau, seperti Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa), Madura, Bali, dan Gurun (Maluku).
(jilid)