Adu Latar Belakang Pendidikan Sri Mulyani dan Tri Rismaharini, Menteri yang Dipanggil Jadi Saksi Sidang di MK

JAKARTA – Pendidikan Sri Mulyani dan Tri Rismaharini, menteri yang dipanggil menjadi saksi di persidangan Mahkamah Konstitusi, saling berhadapan. Keduanya hadir sebagai saksi dalam sidang pemilihan presiden di Mahkamah Konstitusi (MC).

Selain itu, sang menteri dipanggil karena Mahkamah Konstitusi ingin mendapat penjelasan lebih rinci apakah keputusan kabinet didasarkan pada tanggung jawab dan profesionalisme.

Berikut perbandingan latar belakang pendidikan Sri Mulyani dan Tri Rismaharini, menteri yang dipanggil sebagai saksi dalam sidang Mahkamah Konstitusi:

– Pendidikan Sri Mulyani

Mengutip dari situs resmi Kementerian Keuangan RI, Sri Mulyani bersekolah di SMP Negeri 2 Bandar Lampung dan kemudian dipindahkan ke SMA Negeri 3 Semarang.

Lulus disana, Sri Mulyani memilih kuliah Sarjana Ekonomi di Universitas Indonesia (UI) sebagai pendidikan tingginya. Pada tahun 1986, dia lulus.

Sri Mulyani sedang mengejar gelar masternya di University of Illinois di Urbana-Champaign, AS. Ia memperoleh gelar master di bidang ekonomi politik pada tahun 1990.

Dari universitas yang sama, Sri Mulyani juga memperoleh gelar Ph.D. di bidang Ekonomi pada tahun 1992.

– Tiga Rismahari

Tri Rismaharini atau biasa disapa Risma lahir di Kediri, Jawa Timur pada 20 November 1961. Ia merupakan putri dari M Chuzuzaini dan Siti Muajiatun. Tri Rismaharini menikah dengan Ir. Joko Saptoadji dan dikaruniai dua orang putra; Fouad Bernardi dan Tantri Gunarni Saptoadji. Semasa kecil beliau bersekolah di SD Negeri Kediri, dan setelah tamat SD Risma, beliau melanjutkan SMA bukan di Kediri, melainkan di SMP Negeri 10 Surabaya pada tahun 1976, kemudian dilanjutkan di SMA 5. Dan beliau lulus dengan gelar S1 Arsitektur, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), 1987. Kemudian M.Sc., ITS Manajemen Pembangunan Kota Surabaya, 200

Karirnya berlabuh di Pelayanan Publik (PNS). Pekerjaan rumah tidak jauh dari perkuliahan. Pada usia 36 tahun, Risma menjadi Kepala Badan Perencanaan Wilayah dan Tata Guna Lahan Bappeko Surabaya. Ia kemudian menjadi Kepala Bidang Pendataan dan Penyuluhan Disbang serta Kepala Cabang Pelayanan Pertamanan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *