Benarkah Pakai Topi Terbalik Bisa Mencegah Serangan dari Harimau?

JAKARTA – Benarkah topi terbalik bisa mencegah serangan harimau? Pasalnya, serangan harimau menjadi bukti konflik antara manusia dan satwa liar yang terjadi saat ini.

Harimau, hewan liar, adalah salah satu hewan paling berbahaya, bersama dengan singa. Namun singa menyerang dari depan, sedangkan harimau berusaha menyerang korbannya dari belakang.

Untuk menangkap mangsanya, kucing besar ini mengelilinginya, lalu mempersempit lingkarannya sedikit demi sedikit. Salah satu dari mereka memakai topi terbalik.

Lantas, benarkah topi terbalik bisa mencegah serangan harimau? Mengacu pada Downtoearth karya Rahul Shukla, Dewan Penasihat Margasatwa Uttar Pradesh mengatakan beberapa pengalaman bertemu harimau lebih baik daripada memakai topi terbalik dan menghadap harimau. Ini menunjukkan bahwa kamu tetap terjaga untuk apa pun.

Oleh karena itu, gaya penyerangan harimau adalah melihat mangsa atau buronan lengah sebelum berbaring.

Sementara itu, harimau termasuk predator paling ganas dan kuat di alam liar. Hewan karnivora ini bisa memangsa apa saja, termasuk manusia. Serangan harimau sangat mematikan dan dapat membunuh mangsanya seketika.

Jadi, masyarakat harus berhati-hati dan sebaiknya jangan bersentuhan dengan harimau karena raja hutan bisa saja melompat dan membunuh Anda.

Harimau merupakan hewan soliter yang biasanya berburu sendirian di hutan, berbeda dengan singa yang suka berburu secara berkelompok. Harimau sangat pendiam saat mencari mangsa dan dapat langsung membunuhnya.

Seringkali masyarakat menunjukkan reaksi yang salah ketika berhadapan dengan hewan, khususnya harimau. Misalnya saja berlari atau membalikkan badan. Sikap ini jelas tidak baik, karena sangat berbahaya jika memunggungi harimau.

“Usahakan untuk tidak panik, mundur perlahan dan jangan lari membelakangi harimau. Tujuan harimau adalah menerkam mangsanya. “Jadi kalau berdiri membelakangi harimau pasti diserang,” kata pakar konservasi satwa liar dari Universitas Gadjah Mada, Dr. Muhammad Ali Imron, S.Hut., M.Si. dikutip dari situs resmi UGM.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *