Berkat KUR BRI dan Promosi Jitu, Bisnis Pempek Kipas Ma’jo Melesat

JAKARTA – Pengusaha Pempec Kipas Majo dari UMKM Helwida mengaku pinjaman rakyat sebesar Rp5 juta (KUR) yang disalurkan Bank Rakyat Indonesia (BRI) banyak membantunya. Dikombinasikan dengan taktik promosi yang efektif, Helwide berhasil mengembangkan bisnis yang dijalankannya bersama suaminya.

Promosi memegang peranan penting dalam memperkenalkan suatu produk khususnya produk yang baru saja diluncurkan

Hal inilah yang dialami Helwida Ai, pemilik brand Pempec Kipas Majo saat merintis usaha khas Sumsel. Namun Helvida tidak memiliki anggaran yang memadai untuk promosi

Helwida merupakan salah satu nasabah Bank BRI yang menggunakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Rp 5 juta. Dana tersebut ia gunakan hanya untuk membuat Pempek untuk modal usaha

Namun ibu tiga anak ini tak putus asa, ia memutar otak agar KUR yang dimanfaatkan dengan baik itu bisa berbalik dan bisa dikembalikan. Saya akhirnya mendapat ide yang ternyata berhasil

Menurut Helwid, cara berpromosi secara offline dan online ada dua. Pertama, promosi offline, di setiap kesempatan ia aktif melakukan promosi dari mulut ke mulut ke semua orang yang ia kenal.

Apalagi di era digital, promosi dengan budget minim namun hasil maksimal adalah cara emas.

“Pada dasarnya saya selalu update di media sosial atau sharing di WhatsApp,” kata Helwida yang memulai bisnis ini pada tahun 2011.

Helwida untuk Okzon mengaku pemasaran yang baik akan mendatangkan pendapatan berlipat. Oleh karena itu, untuk memperkenalkan produk, promosikan terus Pempak Kipas Mazo.

Direktur Regional Nasabah Bank BRI 01 menegaskan, materi promosi juga harus tepat guna untuk menanamkan rasa percaya di benak nasabah. Untuk itu Helwida mengedepankan kualitas produk yang menjadi fokus utama Pempec-nya.

“Saya membuat pempek sendiri dari bahan-bahan yang dijamin bersih. Ikan segar saya beli utuh, tidak mau yang fillet. Tulang punggungnya saya pisahkan. Jadi pempeknya saya jamin kualitasnya,” kata Helwida.

Kebijakan bersih dan segar menjadi jargon yang digunakan dalam promosi Helveda. Menurut dia, jika yang ditekankan pada rasa pempka yang enak, maka semua penjual mengatakan produknya enak. Namun kebersihan dan kesegaran adalah kuncinya

“Kebersihan itu yang utama. Terus, kalau masih segar, stok saya tidak banyak. Jadi, misalnya hari ini saya berjualan, besok paginya saya siapkan. Ikannya datang pagi. Saya langsung olah.” seperti setiap hari, “Sederhana saja,” kata Helwida.

Setelah sinkronisasi promosi dan menjaga kualitas Pemmpak, Helvida pun gencar menawarkan Pemmpaknya. Ia melakukan siaran di aplikasi instant chat, membuat akun media sosial agar calon pembeli semakin percaya dengan profil produk dan mengetahui informasi Pempec.

Di jejaring sosial, Helvida menjelaskan produknya mendapat sertifikasi Hal. Ia juga membubuhkan tag Hal pada label produknya. Di media sosial, ia mencantumkan beberapa cara untuk mendapatkan produknya, antara lain nomor telepon dan aplikasi chat serta saluran produk di GoFood dan GrabFood.

“Sekarang kita tidak bisa lepas dari dunia digital. Jadi kami akan terus promosikan ke sana,” ujarnya.

Setelah melakukan upaya promosi, banyak pesanan mulai berdatangan. Untuk pesanan pribadi dan acara kantor. Hasil penjualan juga dapat digunakan untuk membayar cicilan KUR.

“Baru beberapa bulan, tapi saya sudah langsung melunasinya,” ujarnya.

Kini Helvida bisa menggunakan hasil penjualannya untuk mengembangkan usahanya sendiri. Helvida dan suaminya bisa membuka stand pempek di kawasan Otista.

Memulai sebuah bisnis

Setiap wanita di Palembang biasanya ahli dalam membuatnya secara turun temurun, bahkan merupakan tradisi masyarakat Palestina yang dihidangkan setiap hari di meja makan.

Jadi kalau tidak ada pempek, seperti ada yang kurang. Kami pasti mencari pempek setiap hari, kata Helwida kepada OKZon.

Ngomong-ngomong, Helwida mempunyai adik yang bekerja di perusahaan swasta. Sang adik suka membawa pempek ke kantor

Tapi mungkin saya suka dan minta disiapkan,” kenang ibu tiga anak ini tentang kejadian tujuh tahun lalu, tepatnya tahun 2017.

Dari situlah Helwida mulai memesan, namun lama kelamaan pesanannya pun semakin banyak

Helwida sempat bingung mencari pinjaman di mana. Terakhir, dia mengingatkan bahwa Bank BRI memiliki Kredit Kredit Rakyat (KUR). Ngomong-ngomong, Helwida sudah menjadi nasabah Bank BRI sejak 2011. Ia juga sedang mencari pinjaman usaha.

Bank adalah program keuangan atau kredit bersubsidi yang diluncurkan oleh pemerintah melalui BRI. Suku bunga yang ditawarkan relatif lebih kompetitif dibandingkan bank lain

Beliau sangat terkesan dengan rendahnya suku bunga Bank BRI. Selain itu, alasan menggunakan fasilitas KUR adalah karena tidak ingin merepotkan sanak saudara.

“Kalau mau pinjam ke saudara, kita tidak tahu dia butuh uang atau tidak,” antusias Helwida.

Ide Helwida menggunakan fasilitas kredit KUR di Bank BRI adalah pelayanannya ramah dan cepat serta bunganya rendah.

“Jadi ketika kita butuh BRI yang benar-benar ada dan membantu kita dengan cepat, pegawainya juga ramah banget,” ujarnya.

Inti mikro BRI

KUR Mikro Bank BRI merupakan layanan pinjaman dengan ID maksimal Rp 50 juta per peminjam.

Bank BRI menawarkan dua jenis pinjaman mikro KUR

– Kredit Modal Kerja (KMK) dengan jangka waktu pinjaman maksimal 3 (tiga) tahun.

– Pinjaman Investasi (KI) dengan jangka waktu pinjaman maksimal 5 (lima) tahun

Suku bunga berlaku pada level 6% per tahun tanpa biaya administrasi dan cadangan

Menurut Direktur Regional BRI KC Jakarta Otista Cabang 01 R Mochamad Yogaprayog, Bank BRI terus memberikan dukungan kepada usaha kecil dan menengah khususnya di wilayah operasional Otista yang meliputi wilayah Otista, Bidara Sina dan Matarman.

“Salah satu caranya adalah dengan menaklukkan pasar. Untuk newfictionwriters.com katanya kita promosikan banget agar UMKM bisa berjualan.

Berdasarkan data prospektus Bank BRI yang dikutip Rabu (17/4/2024), Bank BRI akan menjadi mitra utama pemerintah dalam aktif melaksanakan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang sebagian besar berdampak positif, bukan positif. hanya untuk peminjam. Bagi yang UMKM, tapi juga bagi perusahaan

Per 31 Desember 2023, total aset konsolidasi BRI mampu meningkat 5,3% menjadi Rp1,965 triliun dengan pinjaman dan pembiayaan mencapai Rp1,266 triliun atau meningkat 11,2% year-on-year.

BRI terus konsisten menyalurkan kredit dan pembiayaan pada segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang mencapai 84,39% dari total kredit dan pembiayaan BRI atau senilai Rp1.069 triliun, sedangkan segmen unggulan BRI seperti Mikro dan Ultra Mikro memberikan kontribusi sebesar 48,26 triliun. %. memberikan Total kredit dan pembiayaan

Dalam jangka panjang, BRI berkomitmen meningkatkan komposisi tersebut menjadi 85%. Pertumbuhan penyaluran kredit dan keuangan segmen UMKM tidak lepas dari kontribusi utama Holding Ultra Mikro yang meliputi BRI, Pegadian, dan PNM yang akan dibentuk mulai September 2021. .

Kredit Pegadian tumbuh 14,4% menjadi Rp67,6 triliun, sedangkan Kredit PNM tumbuh 10,6% atau Rp47,1 triliun.

Di sisi lain, segmen kredit mikro dan ultra mikro yang dimiliki BRI tidak bisa dicantumkan.

Pertumbuhan solid 10,4% atau Rp496,6 triliun Pertumbuhan segmen kredit mikro BRI ditopang oleh pertumbuhan produk mikro komersial BRI Cupedos yang berhasil tumbuh sebesar 64,3% atau Rp212,3 triliun secara year-on-year.

Pertumbuhan Cupedes yang kuat sejalan dengan ambisi korporasi, meningkatkan peluang bisnis dan mendorong calon konsumen untuk mengkomersialkan produk, menjadikan produk KUR sebagai pemimpin dalam pendanaan lebih lanjut.

Hal ini termasuk memberikan pembiayaan kepada pelanggan yang belum pernah memiliki akses terhadap pembiayaan komersial

Pada tahun 2023, BRI mengurangi jumlah sebesar Rp163,3 triliun dibandingkan Rp252,4 triliun pada tahun 2023, sedangkan kuota pemerintah berkurang sebesar Rp194,4 triliun. Meski demikian, BRI berkomitmen menjadi mitra utama pemerintah dalam penyaluran KUR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *