Guna mendorong pertumbuhan perekonomian nasional, Bank Indonesia dan pemerintah terus menjalin kerja sama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, salah satunya adalah sektor fesyen berbiaya rendah.
Baru-baru ini Bank Indonesia, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, serta KBRI Kuala Lumpur dan Indonesian Fashion Chamber (IFC) bersama-sama menyelenggarakan Indonesia International Modest Fashion Festival (IN2MF). 4 Mei di Kuala Lumpur, Malaysia. Tahun 2024 mengangkat tema “Harmoni Budaya: Menjelajahi Mode Modest di Asia”.
Kehadiran IN2MF di Kuala Lumpur merupakan bagian dari rangkaian acara IN2MF ketiga yang puncaknya di Jakarta pada tanggal 30 Oktober hingga 4 November 2024. IN2MF Kuala Lumpur juga berpartisipasi dalam kegiatan festival Indonesia di Malaysia bersama KBRI Malaysia untuk mempromosikan produk Indonesia.
Dalam acara tersebut, Kepala Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Imam Hartono menegaskan bahwa IN2MF bertujuan untuk menampilkan keunggulan dan keberagaman busana muslim Indonesia ke pasar global, termasuk perkembangan terkini industri busana muslim dan gaya hidup halal Indonesia. Khususnya di Asia Tenggara.
Baca juga:
IN2MF Kuala Lumpur menampilkan keindahan tekstil Indonesia dalam desain busana muslim yang inovatif, penuh gaya, dan ramah lingkungan. Dengan mengintegrasikan tekstil dan budaya Indonesia ke dalam fesyen, IN2MF Kuala Lumpur berharap dapat menghadirkan pengalaman baru bagi industri fesyen global.
Mendukung hal tersebut, Duta Besar RI untuk Malaysia Armono mengatakan, kesempatan tersebut merupakan momen yang membanggakan.
“Kami merasa terhormat dapat berpartisipasi dalam pameran IN2MF 2024 di Kuala Lumpur yang menampilkan keindahan dan keunggulan desainer Indonesia di Industri Desain Syariah (IKRA) sesuai dengan motto negara kita: Binneka Tunggal Ika, Indonesia Bersatu. Bangsa dengan keberagaman budaya ,” jelas Ermono.
“Kini, dengan semangat Binneka Tunggal Ika, kami berharap IN2MF dapat menjadi kegiatan tahunan berkelanjutan yang mencerminkan gaya busana Bhinneka Tunggal Ika ke pasar di Malaysia, Asia, dan dunia. “Biarlah persatuan global menjadi warisan generasi kita,” tambahnya.
Acara unik ini bertujuan untuk mempromosikan kecemerlangan kreatif karya luar biasa para anggota Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) di bidang fashion yang diawasi oleh Bank Indonesia.
Dengan menggabungkan tekstil tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, para desainer berpikiran maju ini bertujuan untuk membawa fesyen sopan Indonesia ke panggung global, menggunakan pesona dan keindahan tekstil tradisional untuk menarik pasar internasional.
Lebih dari sekedar pameran, acara ini juga merupakan platform dinamis untuk menampilkan kreativitas dan inovasi para perancang busana muslim Indonesia untuk meraih posisi strategis di pasar Asia dan global.
Desainer unggulan yang turut serta dalam acara tersebut adalah Dewi Sambi Uti Mintiarto yang memamerkan batik Banten dan tenun Badui, Haluan Bali yang menggunakan endek Bali, Hilman Samudera yang menggunakan tenun Minang dari Sumatera Barat, Batik Kasuari yang menggunakan batik seperti Papua, Batik Jambi Berka. x Rifdatul Hoiro karya Rifda Rusli, Ricky Damanik, pelatih Ulos Bintang Marathur dari Sumatera Utara, dan desainer tamu Kalima dari Malaysia.