Hamas yang Tadinya Melemah Beralih ke Mode Pemberontakan Penuh di Gaza

WASHINGTON – Hamas telah menghancurkan hampir separuh pasukannya dalam perang delapan bulan dan mengandalkan taktik serangan pemberontak untuk menggagalkan upaya Israel untuk menguasai Gaza.

Menurut tiga pejabat senior Amerika Serikat (AS) yang mengetahui perkembangan di medan perang, kelompok kontrol di daerah kantong tersebut telah dikurangi dari 9.000 menjadi 12.000.

Angka ini lebih rendah dari angka 20-25 ribu orang Amerika yang diyakini sebelum konflik. Sebaliknya, Israel mengatakan mereka kehilangan 300 tentara dalam kampanye di Gaza.

Pejuang Hamas kini menghindari pertempuran terus-menerus dengan pasukan Israel di kota paling selatan Rafah, dan lebih mengandalkan penyergapan dan bahan peledak canggih untuk mencapai sasaran di belakang garis musuh.

Beberapa warga Gaza, termasuk Wissam Ibrahim, mengatakan mereka menyadari adanya perubahan dalam taktik Hamas.

“Pada bulan-bulan sebelumnya, pejuang Hamas akan menangkap, menyerang dan menembak tentara Israel begitu mereka memasuki wilayah mereka,” kata Ibrahim kepada Reuters melalui telepon.

“Namun kini terjadi perubahan besar dalam modus operandinya di mana mereka menunggu untuk dikerahkan dan melancarkan penyergapan dan penyerangan,” lanjutnya.

Para pejabat AS, yang berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas masalah ini, mengatakan bahwa strategi tersebut dapat menahan pemberontak Hamas selama berbulan-bulan, dengan menggunakan senjata yang diselundupkan ke Gaza melalui terowongan dan senjata yang diperoleh dari militer Israel.

Jangka waktu yang lebih panjang ini juga dibenarkan oleh penasihat keamanan nasional Perdana Menteri Israel (PM) Benjamin Netanyahu, yang pekan lalu mengatakan perang bisa berlangsung hingga akhir tahun 2024.

Seorang juru bicara Hamas tidak menanggapi permintaan komentar mengenai strategi medan perangnya.

Dalam upaya propaganda paralel, beberapa pejuang kelompok tersebut memfilmkan, mengedit, dan memposting serangan terhadap tentara Israel di Telegram dan aplikasi media sosial lainnya.

Menurut sumber-sumber Israel, Netanyahu dan pemerintahannya akan tunduk pada tekanan Washington untuk menyetujui rencana gencatan senjata guna mengakhiri pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober ketika militan Hamas menyerang Israel selatan, menewaskan lebih dari 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang. . .

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *