Hubungan Kekerabatan Penguasa Kerajaan Sunda Galuh dengan Sriwijaya-Majapahit

KERAJAAN SUNDA mempunyai hubungan dekat dengan Sriwijaya dan Majapahit. Bahkan konon ada beberapa raja Sunda Galuh yang berkuasa yang merupakan keturunan Sriwijaya dan Majapahitrikena. Memang benar kedua kerajaan ini mempunyai zaman yang berbeda, namun mereka cukup akrab dan telah berhubungan dengan suku Sunda sejak tahun 669.

Prabu Detya Maharaja Raja Sri Jayabupati adalah Raja Sunda yang masih keturunan Sanghyang Ageng. Nyonya. Sri Jayabupati merupakan keturunan putri Kerajaan Sriwijaya dan masih merupakan kerabat dekat Raja Wurawuri.

Permaisuri Sri Jayabupati adalah putri Dharmawangsa Teguh dari kerajaan Medang Mataram kuno masa Jawa Timur, dan masih merupakan adik dari Dewi Laksmi, istri Prabu Airlangga.

Dari pernikahan itu, Jayabupati mendapat gelar Dharmawangsa dari mertuanya, gelar yang tercatat dalam prasasti Cibadak.

Seperti dikutip dalam buku “Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada” ini hubungan darah dengan Sriwijaya dan Medang, Jayabupati tidak bisa berbuat banyak saat kedua kerajaan sedang berperang. Puncaknya pada tahun 1016, Medang diserang oleh Raja Wurawuri di bawah Dharmawangsa Teguh yang dikenal dengan Peristiwa Mahapralaya, namun harus dinetralisir.

Padahal hubungan Kerajaan Sunda Galuh dengan Kerajaan Majapahit dipengaruhi oleh Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu yang memiliki seorang putra mahkota bernama Rakryan Jayadarma yang tinggal di Pakuan. Rakryan Jayadarma merupakan menantu Mahisa Campaka yang pernah memerintah Kerajaan Singasari.

Kemudian Rakryan Jayadarma menikah dengan Dyah Lembu Tal dan dikaruniai seorang anak bernama Nararaya Sanggamawijaya atau dikenal dengan Raden Wijaya atau Dyah Wijaya yang lahir di Pakuan. Namun semenjak Jayadarma meninggal dalam usia muda, dikisahkan dalam Pustaka Rajya – Rajya I Bhumi Nusantara Parwa II sarga 3, Raden Wijaya dan ibunya kembali ke Jawa Timur.

Dalam Babad Jawa, Dyah Wijaya dikenal dengan sebutan Jaka Sesuruh dari Pasundan. Sebagai keturunan Jayadarma, Wijaya merupakan penerus takhta kerajaan Sunda yang sah, yaitu jika Darmasiksa Prabu Sanghyang Wisnu meninggal dunia, maka meninggalnya Jayadarma meninggalkan kedudukan putra mahkota, karena Jaka Sesuruh yang seharusnya menjadi raja Sunda sebenarnya menjadi pendiri kerajaan baru Majapahit dan menjadi raja pertamanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *