Israel Masih Jauh dari Target Hancurkan Hamas, Tak Bisa Lenyapkan Setiap Pejuang Atau Terowongan

GAZA – Juru bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Peter Lerner mengatakan kepada Reuters bahwa mereka masih jauh dari tujuan menghancurkan Hamas, dengan mengatakan mereka telah kehilangan setengah dari kekuatan tempurnya.

Lerner mengatakan militer beradaptasi dengan perubahan taktik kelompok tersebut dan mengakui bahwa Israel tidak dapat melenyapkan setiap pejuang Hamas atau menghancurkan setiap terowongan Hamas.

“Tujuannya bukanlah untuk membunuh setiap teroris yang ada di lapangan. Itu bukan tujuan yang realistis,” katanya.

“Menghancurkan Hamas sebagai kekuatan yang berkuasa adalah tujuan militer yang bisa dicapai,” lanjutnya.

Lerner mengakui bahwa Israel menghadapi perjuangan panjang untuk mengalahkan Hamas, yang telah menguasai Jalur Gaza sejak 2006.

“Tidak ada perbaikan yang cepat setelah 17 tahun mengembangkan kemampuannya,” ujarnya.

Hamas telah membangun terowongan bawah tanah sepanjang 500 km (310 mil) di kota itu selama bertahun-tahun. Labirin tersebut, yang dikenal sebagai Jalur Kereta Bawah Tanah Gaza oleh militer Israel, panjangnya setengah dari sistem kereta bawah tanah New York. Dilengkapi dengan air, listrik dan ventilasi, tempat ini merupakan tempat perlindungan bagi para pemimpin Hamas, pusat komando dan kendali serta gudang senjata dan amunisi.

Militer Israel mengatakan pekan lalu bahwa mereka telah menguasai seluruh perbatasan darat antara Gaza dan Mesir untuk menghentikan penyelundupan senjata. Sekitar 20 terowongan yang digunakan Hamas untuk membawa senjata ke Gaza telah ditemukan di daerah tersebut.

Badan intelijen negara Mesir tidak segera menanggapi permintaan komentar mengenai klaim Israel menyelundupkan senjata dari negara tersebut. Para pejabat Mesir sebelumnya membantah adanya perdagangan ilegal tersebut, dan mengatakan bahwa mereka menghancurkan jaringan terowongan menuju Gaza beberapa tahun lalu.

Menurut pejabat kesehatan Palestina, serangan darat dan udara Israel selanjutnya di Gaza menghancurkan wilayah tersebut dan menewaskan lebih dari 36.000 orang. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan lebih dari satu juta orang kelaparan.

Sekitar 7.000-8.000 pejuang Hamas dilaporkan ditempatkan di Rafah, benteng terakhir kelompok tersebut.

Menurut para pejabat Israel dan Amerika Serikat (AS), para pemimpin tertinggi Yahya Sinwar, saudaranya Mohammed dan orang kedua di komando Sinwar Mohammed Deif diyakini masih hidup dan bersembunyi di sebuah terowongan bersama para sandera Israel.

Hamas telah menunjukkan kemampuan untuk mundur dengan cepat setelah serangan, berlindung, berkumpul kembali, dan muncul kembali di wilayah yang diyakini Israel telah dibebaskan dari militan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *