Ada tiga jenis power steering mobil yang saat ini sedang populer di pasar otomotif. Meski berbeda jenis, namun ketiganya tetap melakukan hal yang sama.
Power steering bekerja secara otomatis sehingga memudahkan pekerjaan pengemudi. Dengan teknologi ini, memutar setir tidak memerlukan banyak tenaga dari pengemudi.
Berikut ketiga tipe power steering tersebut seperti dilansir berbagai sumber, Rabu (30/3/2022).
Kemudi tenaga hidrolik
Power steering hidrolik mulai muncul pada tahun 1950an hingga tahun 2000an. Sistem penggerak kemudi jenis ini menggunakan fluida sebagai media transmisi tenaganya.
Cara kerja power steering hidrolik: Saat roda kemudi diputar, katup di gearbox terbuka. Tenaga yang dihasilkan oleh pompa power steering selanjutnya akan didistribusikan ke piston.
Tenaga tersebut membantu pengemudi dalam memutar kemudi. Sejauh ini power steering hidrolik paling banyak digunakan, termasuk pada Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.
Sayangnya, power steering hidrolik rentan terhadap kebocoran oli atau cairan. Kebocoran biasanya berasal dari selang dan gearbox.
Kemudi daya elektronik
Seperti namanya, power steering jenis ini menggunakan motor listrik sebagai medianya. Motor memutar poros di kolom kemudi, pada mobil Alphard atau di gearbox kemudi pada mobil BMW.
Seperti halnya power steering hidrolik, power steering elektronik juga memiliki kekurangan. Karena motor listriknya ditempatkan di bagian bawah, ia memiliki kemampuan kemudi yang berat saat kondisi air tinggi.
Kemudi daya hibrida
Pengaku roda kemudi jenis ini merupakan yang terbaru dan cara kerjanya mengadopsi dari dua jenis sebelumnya. Cara kerjanya seperti hidrolika tetapi menggunakan pompa listrik.
Perlu dicatat bahwa jenis perbaikan ini memiliki kelemahan yaitu lebih mahal. Namun kelebihannya adalah power steering tidak memberatkan mesin karena didukung dengan sistem hidrolik sehingga membuat sistem kemudi lebih mudah dan aman.
